SORONG - Jika tahun-tahun sebelumnya peringatan 1 Desember seakan tidak mengusik warga, namun tahun ini terasa agak berbeda lantaran sebelumnya menyebar pesan singkat (SMS) di masyarakat berisi akan ada kekacauan dan pengibaran Bintang Kejora
Karena merasa khawatir terjadi sesuatu, sejak pagi situasi di Kota Sorong terasa lengang
BACA JUGA: Di Kaimana, Peringatan Hanya Doa Bersama
Di sebagian kompleks pemukiman warga yang biasanya ramai dengan aktifitas warga tampak sepi seperti di daerah HBM“Bagaimana informasinya mas di luar sana,”tanya seorang warga di Jln Sriti I HBM saat Koran ini melintas di jalan tersebut
BACA JUGA: Bom Aktif Ditemukan di Kuda Mati
Wanita yang berdiri di teras rumah tersebut tampak khawatir akan kondisi di luarBACA JUGA: Tujuh Jembatan Dibakar
Pemandangan serupa juga terlihat di daerah Jln Jenderal Sudirman, dimana warga lebih memilih mengurangi aktifitas di jalananSeorang tukang ojek, Ferdi yang ditanya Koran ini juga mengaku menerima kabar bahwa 1 Desember akan terjadi kekacauan di Kota SorongNamun ia tetap memilih untuk ngojek
Sejak pagi, Ferdi pun mengaku sepi penumpang lantaran banyak warga yang lebih memilih diam di rumahnya masing-masing. Suasana lengang juga terlihat jelas di Pasar Sentral Remu
Pantauan Radar Sorong (JPNN Grup), Pasar Remu yang biasanya sejak dini hari sudah ramai namun pada pukul 06.00 WIT hingga pukul 11.00 WIT terasa lengangSebagian besar penjual tidak jualan, demikian pula pada deretan los maupun pertokoan juga banyak yang tutup.
Situasi ini tidak dijumpai pada tahun-tahun sebelumnya dimana pedagang seakan tidak terpengaruh dengan peringatan 1 Desember. Kepada Koran ini, seorang pedagang yang namanya enggan dikorankan mengaku menerima SMS yang berisi akan terjadi ekecauan dan pengibaran bendera Bintang Kejora.
Meski merasa khawatir namun ia tetap menjajakan sebagian jualannya“Sebenarnya takut juga mas, tapi mau bagaimana, kita kan harus jualan juga, kalau toko-toko dari pagi memang tidak jualan karena takut mungkin kan kabarnya begitu mas”kata wanita berjilbab yang memanggil Koran ini untuk menanyakan situasi kemarin
Penjual pakaian di los darurat halaman Pasar tersebut mengatakan, meski nekat berjualan tetapi ia juga sambil mencari kabar, jika memang dirasakan kurang aman maka ia akan langsung tutup dan pulang.
Bukan hanya deretan los atau pertokoan, pantauan Koran ini, sebagian besar los darurat yang dibangun pascakebakaran Pasar Sentral Remu yang berada di halaman pasar juga tampak lengangHanya beberapa tempat yang jualanSebagian besar penjual memang datang tapi mereka hanya kumpul-kumpul sambil memperbincangkan kondisi kemarin
Bahkan pertokoan di belakang pasar juga tutupMenurut pedagang pasar, Kemi, bukan hanya penjual was-was, pembeli di pasar yang biasanya mulai ramai sejak pagi pun tampak sepiPembeli baru terlihat sekitar pukul 10.00 WITItu pun hanya beberapa warga yang datang ke pasar untuk berbelanja.
Rasa khawatir terjadi sesuatu juga mempengaruhi aktifitas belajar mengajar di sekolah. Hal ini terjadi di beberapa sekolah yang 1 Desember kemarin terpaksa memulangkan siswanya lebih awal dari biasanya. Bahkan ada beberapa sekolah yang memilih meliburkan siswanya akibat siswa yang hadir ke sekolah sangat sedikit jumlahnya.
Di SDN 2 Remu yang terletak di dekat Pasar Remu , pihak sekolah kemarin terpaksa memulangkan siswanya lebih awal akibat jumlah siswa yang hadir sangat sedikit”Kami hanya memberikan tugas bersih-bersih saja kepada siswa yang hadir, karena jumlahnya yang hadir sangat sedikitSetelah itu mereka kami pulangkan lebih awal,”ungkap Kepala Sekolah Yomima Momot A.Ma.Pd kepada Radar Sorong kemarin (1/12) di ruang kerjanya.
Yomima Momot juga berpendapat, sebagian besar siswa memilih libur sendiri karena kemungkinan adanya ketakutan-ketakutan tertentu dari pihak orang tua murid yang membuat mereka tidak mengantarkan atau mengijinkan anaknya untuk pergi sekolah di 1 Desember.
”Kemungkinan para orang tua takut, sehinga tidak mengantar anaknya ke sekolahPadahal kemarin kami juga sudah mengumumkan bahwa tidak ada libur hari ini,”tandasnya.
Karena tidak ada aktifitas belajar mengajar, sejumlah guru hanya tampak duduk-duduk di depan ruang kelas. Hal yang sama juga tampak di SMAN 3 Model Sorong dimana sejumlah siswa yang hadir juga akhirnya pulang lebih awal karena kemungkinan pihak sekolah mengambil tindakan memulangkan lebih awal para siswanya karena tingkat kehadiran siswa sangat kurang.
Tidak hanya para siswa yang banyak memilih lbur sendiri, karena khawatir terjadi sesuatu, 1 Desember yang diklaim sebgai hari kemerdekaan bangsa Papua juga terjadi dilingkungan pemerintah kota (Pemkot) Sorong. Seharian kemarin aktifitas pemerintahan di Pemkot sepi. Banyak PNS yang tidak masuk kerja karena takut terjadi sesuatu.
“Yaa mungkin karena takut terjadi sesuatu sehingga tidak masuk kerja, karena hari ini, kita tahu sejumlah sekolah dan masyarakat kota Sorong tidak masuk kerja karena terpengaruh isu akan adanya kekacauan,”ujar salah satu PNS Pemkot.
Menurutnya, suasana sepi dirasakan sejak pagi. Apel pagi yang biasanya ramai terasa lengang karena banyak pegawai tidak masuk kerja.
Aktivitas pemerintahan di lingkungan Pemkot Sorong memang masih berjalan normal, namun sebagian besar ruangan di setiap SKPD sepi, Hal ini juga tampak di area parkir di Kantor Wali Kota yang sepi dari jejeraan kendaraan.
Keadaan sepi di lingkungan Pemkot berlangsung sejak pagi hingga siang hariHal ini juga terkait dengan lokasi tempat peringatan 1 Desember di Aula eks Gereja Maranatha letaknya berdekatan dengan Kantor WalikotaHal ini membuat polisi Sorong menutup sejumlah ruas jalan termasuk yang ada di depan Kantor Wali Kota Sorong(reg/ans/rat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Papua Mencekam, Polisi Dipanah
Redaktur : Tim Redaksi