JAKARTA - Ketenangan di Bumi Papua kembali terusik oleh insiden berdarah yang merenggut nyawa aparatKemarin, dua orang polisi di Jayapura kemarin diserang belasan orang dengan senjata tradisional
BACA JUGA: Jembatan Barelang Sanggup Bertahan 100 Tahun
Salah seorang polisi dikabarkan luka berat hingga harus dilarikan ke rumah sakit.Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution menuturkan peristiwa tersebut bermula saat Polres Jayapura menerima aduan masyarakat pada pukul 01.00 WIT
BACA JUGA: Ratusan Warga Kab Bandung Terjaring Operasi Yustisi
Mereka adalah Kanit Intel Polsek Nimbokorang Bripka Dian Budi Santosa dan bintara dari Satuan Intelkrim Polres Jayapura Bripda Ridwan NapitupuluNah, dalam perjalanan tersebut, mereka diserang sekitar 15 orang yang bersenjata panah dan parang
BACA JUGA: Nikah Sirih, Susah Urus Dokumen
Mereka berdua berusaha menyelamatkan diri dengan meloncat ke Sungai Kali NiruBripka Dian selamat karena berpegangan pada pohon sagu, sedangkan Bripda Ridwan tertangkap dan dianiaya hingga luka parah.Setelah insiden tersebut, tidak ada lagi kabar soal Bripda RidwanDia bahkan sempat dianggap tewas karena menderita luka berat akibat panah dan senjata tradisionalNamun, anggota Koramil kemudian melaporkan bahwa ada satu anggota Polri yang berada di Rumah Sakit Youwari, Sentani, JayapuraAnggota tersebut kemudian dikenali sebagai Bripda Ridwan"Dia sedang dirawat di rumah sakit karena menderita luka parah di bagian wajah dan pinggang," kata Saud.
Mantan pucuk pimpinan Densus 88 itu menambahkan, jajaran kepolisian langsung memburu para pelakuPada saat yang sama, kata Saud, kepolisian dan TNI semakin meningkatkan pengamanannya
Untuk mengantisipasi peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM), kata Saud, Polda Papua akan mengerahkan 2/3 kekuatan personil di masing-masing wilayah untuk mengamankan situasiDi antaranya Puncak Jaya, Timika, dan JayapuraMereka akan menggandeng TNI dan tokoh masyarakat.
Prioritas pengamanan rupanya tetap diberikan untuk PT Freeport IndonesiaKata Saud, polisi akan menurunkan 800 personel di wilayah pertambangan ituSatu kompi Brimob akan dikerahkan khusus dari Polres Mimika"Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga ketertiban masyarakatKami bangga dan sayang Papua," katanya.
Sementara itu, peringatan kemerdekaan Papua Barat juga dirayakan di JakartaKemarin, sekitar 80an warga Papua di Ibu Kota menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI)Mereka yang menyebut sebagai; Masyarakat dan Mahasiswa Papua se Jakarta-Bali itu menyampaikan tuntutan kepada PBB (UNTEA), Amerika Serikat, Belanda dan Indonesia.
Kepada empat pihak itu, mereka meminta untuk mengakui kemerdekaan Papua Barat pada tanggal 1 DesemberTidak hanya itu, mereka juga menuntut agar keamanan di bumi Cendrawasih bisa kembali kondusifSalah satunya dengan mengusut dalang penembakan dan pembunuhan yang dilakukan secara misterius.
"Papua harus bebas dari kekerasan militer," teriak pendemoPendemo yang menggunakan pakaian adat Papua seperti koteka itu berorasi sekitar 20 menitAksi berjalan cukup tertib karena tidak ada pengibaran bendera bintang kejoraNamun, aksesori biru putih merah dengan tanda bintang tidak 100 persen steril.
Pendemo menuangkannya bendera itu melalui poster dan mengecat motifnya ke perut sampai dadaAtribut itu jadi satu dengan berbagai poster yang berisikan tulisanSeperti Hentikan kekerasan militer di Papua dan Solidaritas Rakyat Papua antimiliterismeUsai berorasi di bundaran HI, massa long march ke Istana Presiden.
Terpisah, Menkopolhukam Djoko Suyanto bersikap cepat untuk menjaga kondisi tanah air tetap tenang saat iniKepada wartawan, dia meminta kepada seluruh masyarakat khususnya warga Papua untuk tetap beraktifitas seperti biasa"Jangan percaya kalau ada isu sweepingItu tidak benar," tegasnya.
Imbauan itu muncul lantaran beredar kabar bakal ada sweeping yang dilakukan oleh aparat TNI dan PolriSasarannya adalah warga dan mahasiswa asal Papua terutama yang ada di luar pulauDjoko Suyanto menegaskan jika semua itu isu belaka karena tidak pernah ada perintah untuk itu.
Dia menegaskan kalau aparat tidak akan bertindak semena-menaMereka baru bersikap ketika pelanggaran hokum telah terjadiKalau semuanya aman, aparat keamananya hanya menjalankan tugas pengamanan saja.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga tidak tinggal diam menanggapi aksi kekerasan di PapuaKemarin, Ketua Umum PBNU KHSaid Aqil Siroj mengatakan pemerintah harus lebih aktif alagi memperhatikan PapuaTerutama peningkatan kesejahteraan yang diyakini bisa menjadi solusi mengatasi masalah di Papua.
Menurutnya, kerap diperlakukan secara diskriminatif itulah yang membuat konflik di Papua terus terpeliharaJika perbaikan ekonomi bisa dilakukan, dia sikap teguh kepala suku Papua untuk tetap dipangkuan ibu pertiwi tidak akan berubah"Kuncinya ada di kesejahteraanInsya Allah kondisi di sana akan aman," kata Kiai Said
Dia juga kembali menyinggung besarnya potensi alam yang tidak bisa dimaksimalkan pemerintah dan cenderung menganakemaskan asingMenurutnya itu sebuah ironi, karena seperti tambang emas terbesar di Indonesia tidak bisa mensejahterakan rakyat Papua(aga/dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicokok, Empat Orang Penganiaya Intel Polisi
Redaktur : Tim Redaksi