Menanjak Terus, Nilai Pasar Makanan Berbasis Nabati Diprediksi Capai USD 34,24 Miliar

Kamis, 02 Februari 2023 – 09:36 WIB
SkyQuest menyebutkan pasar makanan berbasis nabati global diperkirakan akan melampaui nilai lebih dari USD 34,24 miliar pada 2028. Ilustrasi sayur dan buah: Act for Farmed Animals

jpnn.com, JAKARTA - SkyQuest menyebutkan pasar makanan berbasis nabati global diperkirakan akan melampaui nilai lebih dari USD 34,24 miliar pada 2028.

Hal itu sebagai dampak dari peningkatan kesadaran konsumen mengenai penderitaan dan kesejahteraan hewan dalam industri peternakan.

BACA JUGA: Tahun ini, Pasar Ponsel dan Komputer Diprediksi Kurang Bergairah

Manajer Kebijakan Pangan Indonesia, di Act for Farmed Animals Among Prakosa menyebutkan makanan berbasis nabati glonal bernilai pasar sebesar USD 15,6 miliar pada 2021.

Dia memprediksi peningkatan pada 2028 ditandai dengan adanya tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 9,3 persen.

BACA JUGA: Hadirkan Puluhan Musikus Tanah Air, Pasar Musik Festival Bakal Digelar di Gambir Expo

Menurutnya, pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, disebabkan makin banyak konsumen yang beralih ke opsi makanan nabati yang didorong oleh berbagai faktor, termasuk di antaranya mengenai kekhawatiran akan kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan hewan.

"Menarik untuk melihat berbagai produk dan inovasi baru yang memudahkan orang untuk mengadopsi gaya hidup vegan”, ungkap Among dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/2).

BACA JUGA: Infasi AS Mereda, Pasar Kripto Siap Menanjak

Act for Farmed Animals adalah koalisi NGO perlindungan hewan, yang terdiri dari Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan hewan di Indonesia.

Selain karena kesadaran akan lingkungan, sebagian besar populasi di bumi tidak toleran terhadap laktosa, maka alternatif susu nabati merupakan faktor kuat dari pertumbuhan ini.

Segmen susu nabati pun diperkirakan akan tumbuh sebesar 10,4 persen pada 2028.

“Produk susu nabati menawarkan pilihan yang rendah lemak jenuh dan bebas kolesterol, dan yang paling penting, bebas dari kekejaman. Selain itu, susu sapi memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih tinggi daripada alternatif nabati,” jelas Among.

Di Indonesia, lanjut Among, pasar makanan dan minuman berbasis nabati diproyeksikan akan tumbuh sebesar 7,2 persen di antara 2022-2027.

Among menilai selain kepedulian terhadap hewan yang digunakan dalam industri peternakan, AFFA melalui 21 Hari Vegan menawarkan tantangan vegan gratis di Indonesia untuk membantu orang yang ingin mengadopsi pola makan nabati.

Salah satu yang terpopuler di Indonesia adalah tantangan 21 hari vegan telah menjadi cara populer bagi individu untuk menikmati dan mendapatkan manfaat dari pola makan berbasis nabati.

Selama waktu yang ditentukan, peserta mendapatkan saran dari ahli gizi profesional dan didorong untuk menjelajahi berbagai makanan berbasis nabati, serta mengeksplorasi resep baru dan lezat.

"Setelah menjalani tantangan tersebut sebagian besar peserta merasa jauh lebih mudah dan menyenangkan untuk beralih daripada yang mereka duga. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang 21 Hari Vegan akses 21hariveg.org," ungkap Among. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler