Pasar Tanah Abang Ramai Dikunjungi, ini 3 Faktor Penyebab Orang Nekat ke Luar Rumah

Selasa, 19 Mei 2020 – 21:54 WIB
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga berburu kebutuhan lebaran di kawasan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta tanpa peduli PSBB. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang sudah ditetapkan di berbagai wilayah, terutama di Jakarta yang sudah berjalan sejak April lalu. Dengan adanya PSBB, diharapkan bisa menekan jumlah penyebaran virus corona di Indonesia.

Namun, sepertinya masyarakat tidak lagi peduli dengan PSBB, karena dalam beberapa hari terakhir di sejumlah pasar terlihat ramai pengunjung.

BACA JUGA: Lihat, Suasana Pasar Tanah Abang, Ah, Terserah

Beberapa masyarakat yang terpantau tidak mengindahkan imbauan PSBB pemerintah, yakni ada di pasar daerah Tanah Abang, Sumedang, dan Cisarua. 

Mengapa Orang Serbu Pasar Padahal Ada Pandemi Virus Corona?

BACA JUGA: Jadi Korban Hoaks, Deddy Corbuzier: Ini Sudah Dua Kali, Najwa Shihab Juga Pernah

Satu minggu menjelang lebaran, kondisi pasar Tanah Abang terlihat dipadati oleh pengunjung.

Pasar Tanah Abang mulai dipadati pengunjung sejak Rabu (13/5) lalu, dan jumlah pengunjung semakin meningkat sejak Senin (18/5) kemarin.

BACA JUGA: Ibunda Raffi Ahmad Rupanya Sering Kirim Makanan untuk Sule

Tidak hanya di Jakarta, tapi hal serupa juga terjadi di Pasar Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Berdasarkan laman Detik, sejak Senin lalu, warga mulai terlihat memadati area pasar untuk memenuhi kebutuhan jelang Idul Fitri.

Mirisnya lagi, banyak masyarakat yang tidak mengikuti protokol kesehatan di tengah PSBB untuk mencegah penyebaran virus corona, yakni dengan tidak menggunakan masker.

Lantas, apa yang membuat seseorang justru jadi mulai ‘bandel’ ke luar rumah di tengah PSBB?

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bisa berani/nekat keluar rumah ke pasar), seperti:

  1. Adanya rasa jenuh yang tidak terbendung oleh seseorang. Menurut Ikhsan, rasa jenuh memang wajar dialami oleh seseorang. Apalagi jika orang tersebut sudah diam di rumah selama 3 bulan.
  2. Dibukanya kembali perkantoran juga jadi salah satu trigger mengapa seseorang jadi ingin pergi ke luar rumah. Bagi orang tersebut, bisa saja aturan boleh ke kantor disamakan artinya dengan boleh pergi ke tempat lainnya seperti pasar
  3. Momen lebaran yang tidak ingin dilewatkan oleh sejumlah umat muslim, juga jadi salah satu faktor seseorang nekat untuk membeli keperluan Lebaran. Alhasil, pasar jadi dipadati oleh pengunjung yang ingin membeli baju, makanan, dan keperluan lebaran lainnya.

Risiko Tertular Virus Corona di Pasar tinggi 

Menurut dr. Devia Irine Putri, risiko penularan virus corona bisa datang dari mana saja, terutama pada tempat keramaian. Tidak dimungkiri juga, bahwa penyebaran virus corona di pasar bisa saja tinggi.

Pasalnya, pasar sangat ramai pengunjung, dan tidak ada jarak satu dengan yang lain dalam proses jual beli.

“Risiko tertularnya pasti besar. Kita kan tidak pernah tahu di dalam pasar itu ada yang sudah positif virus corona atau belum. Atau mungkin sudah kena, tapi tidak ada gejalanya (OTG). Yang seperti ini kan yang bahaya, dan bisa jadi carrier virus untuk orang-orang disekitarnya, maupun orang yang berkontak fisik langsung di dalam pasar itu,” ujar dr. Devia.

Menurut dr. Devia, masyarakat seharusnya tetap mematuhi aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

Lalu, jika memang diperlukan sekali untuk keluar membeli keperluan Lebaran, ada baiknya jika Anda tetap mengatur jarak dengan sesama pengunjung, tetap menggunakan masker, dan membawa hand sanitizer.

“Tapi ini sebenarnya juga tidak disarankan. Kalau bisa, ya, di rumah saja dan memilih opsi untuk berbelanja online,” tambah dr. Devia.(klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler