Pasar Uang Global Kian Mencekik, Gubernur BI Bilang Begini

Rabu, 10 Mei 2023 – 16:40 WIB
BI membeberkan kondisi terkini sistem keuangan Indonesia di tengah pengetatan kondisi pasar keuangan global. Ilustrasi/Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan kondisi terkini sistem keuangan Indonesia di tengah pengetatan kondisi pasar keuangan global.

Menurut Perry, sistem keuangan Indonesia berdaya tahan dalam menghadapi dampak penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: BP Tapera Luncurkan KIK Pasar Uang, Dukung Pembiayaan Perumahan bagi MBR

"Uji ketahanan atau stress test BI menunjukkan kuatnya perbankan Indonesia dalam menghadapi tekanan yang saat ini terjadi," ungkap Perry dalam acara Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan Nomor 40 di Jakarta, Rabu.

Adapun tekanan tersebut yakni baik dari risiko likuiditas, risiko pasar karena kenaikan imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN), volatilitas nilai tukar rupiah, maupun risiko kredit karena rendahnya rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL).

BACA JUGA: Pasar Uang Digoyang The Fed, Rupiah Hari Ini Ambyar

Selain itu, Perry menuturkan perbankan Indonesia cukup berdaya tahan karena sangat terbatasnya eksposur langsung kepemilikan surat berharga USD.

Meski demikian, BI terus memantau dan mewaspadai sejumlah tantangan yang dapat muncul ke depan seperti perlambatan ekonomi dunia, berlanjutnya permasalahan perbankan di AS, pengetatan pasar keuangan global, maupun perlunya implementasi Undang-Undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan untuk transformasi keuangan domestik.

Untuk itu, Perry menegaskan, sinergi terus diperkuat dalam wadah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), baik dalam memperkuat pencegahan krisis maupun mendorong kredit pembiayaan ke sektor riil.

Demikian pula dalam hal ini, koordinasi terus dilakukan dengan otoritas sektor keuangan, pelaku sektor keuangan seperti perbankan dan non bank, serta dunia usaha.

"Semuanya diarahkan untuk mendorong pemulihan dan transformasi nasional," ucap dia.

BI pun konsisten menempuh kebijakan makroprudensial longgar untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Kebijakan tersebut dilakukan dalam bauran kebijakan optimal bersama kebijakan moneter yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

"Juga kebijakan sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi pembayaran dan mendorong ekonomi keuangan digital," tegas Perry.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler