Pasca Galodo, Dua Kampung Terisolasi

Sabtu, 15 September 2012 – 10:02 WIB

PADANG--Sehari pasca-Galodo (banjir bandang) melanda kawasan Batubusuk, Kelurahan Lambungbukik, Kecamatan Pauh, Kota Padang, dua kampung dilaporkan masih terisolasi akibat putusnya akses jembatan ke kawasan tersebut. Tim SAR kembali berhasil mengevakuasi dua korban tertimbun longsor di kawasan Batubusuk.

Dua korban tewas itu yakni, Nila, 21 dan Safa, 18 bulan. Nila ditemukan sekitar pukul 07.00, sedangkan Safa ditemukan berselang 5,5 jam kemudian. Dengan ditemukannya dua korban ini, berarti sudah empat korban tewas dalam musibah galodo ini.

Sehari sebelumnya, jasad Jamaris, 55, dan Najwa, 6, juga sudah ditemukan. Najwa dan Safa merupakan anak pasangan M Rizal, 32, dengan Juli Mardan, 32. Keempat korban tewas ini memiliki hubungan saudara, Jamaris merupakan suami dari kakak pertama Yuli bernama Warni, 45.

Sedangkan Nila merupakan anak Jamaris dan Warni. Jasad Nila, Najwa dan Safa disemayamkan di rumah duka Kototuo, dan dimakamkan di pemakaman kawasan itu. Sedangkan dari informasi warga, Jamaris dimakamkan di Piai, Pauh. Sedangkan Buyung, 57, warga RT 04 yang dilaporkan hilang usai menggembalakan sapi, berhasil ditemukan selamat.

Menurut penuturan Joromi, pemuda Batubusuk yang turut menjadi relawan, Buyung berhasil menyelamatkan diri setelah dikejar longsoran tanah. "Saya tanya, katanya sempat terpeleset saat dikejar tanah longsor. Namun terjatuh dan bersembunyi di balik batang durian. Setelah longsoran tanah tidak bergerak, dia pergi ke rumah penduduk yang sudah ditinggal pemiliknya. Setelah itu, baru datang longsor dahsyat kedua kalinya," ujarnya ketika ditemui Padang Ekspres (Grup JPNN) di tenda posko bantuan.

 Waktu ditemukan, Buyung terlihat ketakutan dan kedinginan. Akhirnya, beberapa orang tim evakuasi gabungan membawa Buyung pulang ke Batubusuk karena kondisinya panik dan tidak tahu arah jalan pulang lagi. Sampai kemarin, kampung Takaian dan Kampung Pintu Gabang masih terisolasi. Warga terisolasi akibat tiga jembatan penghubung kampung itu dengan kampung lainnya, putus usai dihantam galodo.

Selain itu, sebanyak 70 orang pelajar di kampung itu tidak bisa sekolah. Pantauan Padang Ekpsres sekitar pukul 10.00 WIB kemarin (13/9), ketiga jembatan dibangun warga secara swadaya itu memang tak berbentuk lagi. Menurut informasi beberapa warga, jembatan itu baru saja diperbaiki usai galodo sebelumnya (24 Juli, red). Dua dari tiga jembatan itu, berada di Kotopanjang, Kelurahan Limaumanis, Kecamatan Pauh.

Jembantan ini penghubung warga Kotopanjang ke daerah Limaumanis. Satu jembatan lagi berada di daerah Patamuan, Batubusuak, Kelurahan Lambungbukik. Jembatan ini akses satu-satunya menuju Kampung Takaian, dan Kampung Pintugabang. Informasi berhasil dihimpun di lapangan, akibat putusnya dua jembatan penghubung di Kotopanjang, warga terpaksa keluar dengan cara memegang tali yang sebelumnya telah dibentangkan BPBD Padang ketika mengevakuasi puluhan warga Kotopanjang. Saat ini, sebagian warga masih berada di Masjid Raya Limaumanis sebagai lokasi pengungsian.

"Masih ada 35 pengungsi yang merupakan warga Kotopanjang di masjid tersebut. Sudah kami berikan selimut, bahan makanan dan tikar," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Dedi Henidal. Kondisi berbeda dialami warga Kampung Takaian dan Kampung Pintugabang. Warga kedua kampung itu belum bisa keluar dari tempat mereka, dan masih terisolasi karena tidak ada jalan masuk atau jalur alternatif ke kampung tersebut.(mg14/kid/yon)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Aceh Timur Laporkan Perusahaan Migas Australia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler