jpnn.com, SURABAYA - Pengembang menilai kebijakan Relaksasi rasio loan to value (LTV) akan berdampak positif terhadap pertumbuhan di sektor properti. Hal itu disampaikan Direktur Pemasaran Pakuwon Group Sutandi Purnomosidi. Dia memperkirakan, setelah pemilihan presiden (pilpres), sektor properti kembali booming. Ditunjang produk domestik bruto yang tinggi, hal itu menunjukkan adanya peningkatan daya beli.
''Meski sempat ada peralihan dari belanja ke leisure dan lain-lain serta inflasi yang terkendali dan penyesuaian tingkat suku bunga akibat kebijakan The Fed, kondisi itu masih diterima pasar,'' katanya di sela-sela Pakuwon Group Property Exhibition 2018 di Atrium Tunjungan Plaza 3 kemarin (14/11). ''Apalagi, sejak 2014 sektor properti terhambat kebijakan LTV yang kini kembali dikendurkan sehingga orang bisa dengan mudah memiliki rumah,'' lanjut Sutandi.
Rencana pemerintah menghapus PPh pasal 22 dan PPNBM juga bisa memacu sektor properti. Berbagai kebijakan, baik yang sudah diimplementasikan maupun yang masih rencana, bisa membuat investor lebih optimistis.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat tertekan beberapa waktu lalu juga bisa memengaruhi kenaikan biaya produksi rumah. ''Makanya, sekarang waktu yang tepat membeli properti karena bisa menikmati harga lama. Ditambah kemudahan-kemudahan, baik dari perbankan maupun pengembang,'' jelasnya.
Pada pameran properti tersebut, produk yang ditawarkan beragam. Mulai rumah, ruko, office, apartemen, sampai kondominium. ''Target sales kami Rp 200 miliar,'' kata Sutandi.
General Manager Finance Pakuwon Group Fenny menambahkan, sejalan dengan pelonggaran LTV, pihaknya siap merevisi besaran uang muka. DP bisa turun hingga 5 persen, bahkan tidak tertutup kemungkinan 0 persen. (res/c15/fal)
BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Hunian MBR
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakuwon Group Tawarkan Uang Muka Rasa Angsuran
Redaktur : Tim Redaksi