jpnn.com, YOGYAKARTA - Penerbangan dari dan ke Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah lainnya beroperasi normal pascaterjadinya erupsi Gunung Merapi pada pukul 05.16 WIB, Kamis (13/2) pagi.
Informasi yang didapat dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), erupsi merapi terekam di seismogram dengan amplitude 75 mm dan durasi 150 detik bahwa tinggi kolom erupsi ±2.000 meter dengan arah angin ke Barat Laut.
BACA JUGA: Gunung Merapi Erupsi, Terdengar Dentuman Satu Kali
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto menuturkan penerbangan masih berjalan normal dan pihaknya akan terus melakukan pemantauan untuk keselamatan dan keamanan penerbangan.
Pihaknya juga bekerjasama dengan seluruh stakeholder penerbangan termasuk dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG).
BACA JUGA: Lima Kali Terjadi Gempa Guguran, Diharapkan Pendaki Tidak ke Gunung Merapi
“Kami telah memiliki sistem Pemantauan yaitu Integrated Webbased Aeronautical Information System Handling (I-Wish) adalah media koordinasi dengan stakeholder terkait, dalam mendeteksi secara dini dampak erupsi terhadap operasional penerbangan. Sistem ini juga merupakan sarana koordinasi bersama dalam pengambilan keputusan terkait dengan operasional penerbangan," ujar Novie.
Hal senda juga disampaikan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya, Nafhan Syahroni.
BACA JUGA: Pemerintah Upayakan Diskon Tarif Penerbangan Domestik
Dia mengatakan, bencana erupsi Gunung Merapi dan gempa bumi sejauh ini tidak berdampak terhadap penerbangan di Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakara dan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA).
“Kami terus melakukan koordinasi intensif pascaerupsi gunung merapi, selain itu juga memberikan imbauan kepada penyelenggara bandar udara untuk menyampaikan situasi terkini bandaranya masing-masing. Sejauh ini, penerbangan berjalan normal,” tandas Nafhan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy