Pemerintah Upayakan Diskon Tarif Penerbangan Domestik

Jumat, 07 Februari 2020 – 15:39 WIB
Bandara Radin Inten II Lampung. Foto: Kemenpar

jpnn.com, JAKARTA - Mengantisipasi penurunan di sektor pariwisata nasional, dampak dari pembatasan penerbangan karena wabah virus corona, pemerintah akan menggenjot pariwisata domestik melalui diskon tarif penerbangan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, mengatakan pemberian diskon tarif pesawat diharapkan dapat memacu gairah pariwisata dalam negeri.

BACA JUGA: Mulyadi Diyakini Bisa Membangkitkan Gairah Pariwisata di Sumbar

"Salah satunya arahan presiden mau memberi diskon untuk pesawat ke Bali, Sulawesi, Kepulauan Riau," katanya.

Ketiga destinasi pariwisata tersebut menjadi beberapa lokasi yang terdampak penurunan kunjungan wisatawan karena larangan penerbangan dari dan ke China akibat mewabahnya virus corona.

BACA JUGA: Azis Syamsuddin Minta Tiongkok Tak Marah Indonesia Tutup Penerbangan

"(Wisman) paling banyak di Bali itu Australia, bukan dari China. Tapi memang banyak, maka pasti punya dampak terhadap industri pariwisata. Bukan hanya Bali, di Sulawesi Utara di Kepulauan Riau juga kena dampak yang cukup besar," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong pariwisata nasional dengan mendorong wisatawan nusantara berwisata di dalam negeri.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia Bersinar di Pameran Pariwisata SATTE 2020

Wishnutama menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk pengalihan rute atau penambahan frekuensi rute pesawat ke Indonesia dari negara lain selain Tiongkok.

"Insya Allah dalam waktu dekat akan ada tambahan frekuensi atau tambahan rute dari luar negeri ke Indonesia," imbuhnya.

Kendati demikian, mantan CEO NET TV itu mengaku belum bisa merinci negara mana yang akan disasar karena masih harus dibahas secara teknis.

"Artinya kalau belum deal kami tidak bisa umumkan. Tetapi ini juga bukan hal yang mudah karena kan men-shift rute pesawat itu bukan hal yang sederhana. Jadi perlu kajian teknis, dan lain sebagainya. Tapi memang sesegera mungkin," ungkapnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler