Pascaproyeksi Suku Bunga The Fed Kurs Rupiah 'Ambyar' 117 Poin, Begini Kata BI

Kamis, 17 Juni 2021 – 22:29 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah 117 poin atau 0,83 persen. Foto/ilustrasi: Arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah 117 poin atau 0,83 persen.

Mata uang Garuda anjlok ke posisi Rp 14.355 per USD pascaproyeksi kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).

BACA JUGA: Kurs Rupiah Rawan Terpeleset Seiring Konsolidasi Pasar Jelang Pertemuan The Fed

Rupiah ditutup melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.238 per USD.

"USD melonjak setelah Federal Reserve mengajukan proyeksi untuk kenaikan suku bunga pascapandemi pertama hingga 2023, mengutip situasi kesehatan yang membaik," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (17/6).

BACA JUGA: Pascarilis Data Cadangan Devisa, Kurs Rupiah Ikut Melempem

Tim riset menuturkan mayoritas pejabat The Fed memperkirakan setidaknya kenaikan suku bunga 50 basis poin pada 2023.

Namun para pejabat dalam pernyataannya berjanji untuk menjaga kebijakan tetap mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan pekerjaan yang sedang berlangsung.

BACA JUGA: Pelemahan Kurs Rupiah Jumat Pagi Masih Bisa Berlanjut

"Proyeksi menunjukkan prospek lonjakan inflasi pada tahun ini, meskipun kenaikan harga masih digambarkan bersifat sementara. Pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai tujuh persen," beber Tim Riset Monex Investindo Futures.

Selain itu, The Fed telah mengakui inflasi meningkat dan ekonomi AS memiliki banyak momentum dan hal itu menunjukkan pergeseran sikap yang jauh lebih ketat atau hawkish dalam rangkaian proyeksi tersebut.

Indeks USD saat ini berada di level 91,655, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 91,129.

Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,563 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,569 persen.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.273 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.273 per USD hingga Rp 14.368 per USD.

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan kurs rupiah menguat sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing dan langkah stabilisasi BI.

Menurut Perry, kurs rupiah sempat menguat pada 16 Juni 2021 menguat 0,49 persen secara rerata dan 0,30 persen secara point to point dibandingkan dengan level Mei 2021.

"Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan penurunan ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi investor yang membaik terhadap prospek ekonomi domestik," bebernya.

Dia juga mengatakan dengan perkembangan tersebut, rupiah hingga 16 Juni 2021 mencatat depresiasi sekitar 1,32 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020.

"Relatif lebih rendah dari negara lain di kawasan, seperti Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia," katanya.

Ke depan, lanjut Perry, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler