Seorang pasien COVID-19 di Amerika Serikat, Kelsey Townsend yang sempat koma ketika melahirkan anaknya yang keempat, baru bisa bertemu dengan bayinya 75 hari kemudian. Kelsey Townsend ditidurkan dalam keadaan koma ketika menjalani operasi cesar Melahirkan tanggal 4 November, dia baru bertemu bayinya Lucy 27 Januari Kelsey tiba di rumah sakit dengan saturasi oksigen yang sangat rendah, dengan kulitnya sudah kebiruan
BACA JUGA: Tegas! Joe Biden Hanya Memberi Satu Pilihan kepada Rezim Militer Myanmar
Lucy adalah anak keempat Kelsey dan lahir lewat operasi cesar tanggal 4 November lalu.
Kelsey yang berusia 32 tahun waktu itu positif mengidap virus corona dan doktor memutuskan menidurkannnya dalam keadaan koma, sebelum melakukan operasi cesar di Rumah Sakit St Mary's di Madison, Wisconsin Amerika Serikat.
BACA JUGA: Daftar Nama Pejabat Mabes TNI Peserta Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama
Sejak itu, Kelsey mendapat bantuan pernapasan untuk menjaga jantung dan paru-parunya.
"Hi. I love you. Saya sangat menyayangimu Ya aku sudah merindukanmu," kata Kelsey ketika pertama kalinya melihat Lucy.
BACA JUGA: RS Lapangan untuk Pasien Covid-19 Kota Bogor Terisi 64 persen
Kelsey pertama kalinya melihat Lucy tanggal 27 Januari lalu, ketika ia diperbolehkan meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke rumah.
"Kami langsung merasa dekat ketika bertemu. Dia tersenyum lebar melihat saya, dan memandang saya, seolah-olah dia tahu siapa saya sebenarnya dan itu membuat saya senang sekali," katanya.
Jennifer Krupp, dokter spesialis di rumah sakit tersebut mengatakan hal yang langka bagi rumah sakit untuk bisa membantu kelahiran bayi dari seorang ibu yang sedang menderita parah karena COVID-19. Photo: Derek Townsend membawa putri mereka Lucy untuk bertemu ibunya Kelsey pertamakalinya. (Taryn Ziegler Marie Photography/AP)
Saturasi oksigen Kelsey begitu rendah, saat ia tiba di rumah sakit, sehingga otak bayi dan organ lainnya berpotensi rusak.
Kulit Kelsey juga sudah berubah menjadi abu-abu dan biru, sehingga menurut dokter Thomas Littlefield yang ikut menanganinya, operasi cesar segera harus dilakukan.
Pada awalnya para dokter memperkirakan Kelsey akan memerlukan transplantasi kedua bilik paru-parunya di akhir Desember.
Namun keadaannya membaik dengan cepat dan di pertengahan Januari tidak perlu lagi dirawat di bagian unit perawatan intensif, dan tidak memerlukan transplantasi paru-paru. Photo: Derek Townsend bersama keluarganya merayakan kembalinya Kelsey ke rumah 27 Januari. (Taryn Ziegler Marie Photography/AP)
Suami Kelsey, Derek Townsend, menggambarkan apa yang dialami istrinya seperti sebuah perjalanan "rollercoaster".
"Berulang kali saya mendapat panggilan telepon tengah malam dan dinihari. Dokter mengatakan mereka sudah berusaha maksimal membantu Kelsey dan keadaannya masih tidak stabil," katanya.
"Jadi berulang kali saya merasa bahwa kami akan kehilangan dia."
Derek mengatakan bahkan bayinya Lucy merasa ada seseorang yang hilang ketika istrinya masih dirawat di rumah sakit.
"Tiga bulan terakhir bersama Lucy, kepalanya selalu bergerak dan dia selalu berusaha melihat ke sana kemari. Dan saya mengatakan kepada Kelsey bahwa Lucy berusaha mencari ibunya," kata Derek.
Dia mengatakan dia dan istrinya tertular COVID-19, walau sudah mematuhi protokol kesehatan.
Namun Derek membaik, meski keadaan istrinya memburuk, sehingga akhirnya mereka memutuskan pergi ke rumah sakit.
"Keluarga adalah segalanya bagi saya," kata Kelsey.
"Jadi saya berusaha sekuat mungkin untuk bertahan hidup dan ingin pulang ke rumah.
"Saya tidak pernah mempertanyakan bahwa saya tidak akan bisa bertahan."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini.
AP
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Australia Menyambut Keberagaman Budaya dari Warga Pendatang