JAKARTA - Ancaman flu burung masih tinggi di Inodnesia. Imbasnya, masyarakat khawatir jika virus H5N1 penyebab penyakit tadi sudah kebal atau resisten terhadap obat yang disiapkan pemerintah. Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan belum ada laporan hasil studi jika virus H5N1 di Indonesia sudah kebal obat-obatan.
Usai pelantikan Kepala BPOM yang baru, Direktur Jendral Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menyangkal bahwa telah terjadi kekebalan virus H5N1 terhadap obat. "Memang sudah ada laporan resistensi. Tapi di sini (Indonesia, Red) virusnya masih sensitive sama oseltamivir," kata dia.
Tjandra mengatakan, peluang sembuh bagi pasien yang dinyatakan suspect atau bahkan positif flu burung masih tinggi. Asalkan, bisa mendapatkan akses obat oseltamivir lebih cepat. "Jika ditangani dengan cepat, kemungkinan sembuhnya lebih besar," tandasnya.
Sekretaris Komisi Nasional Penanggulangan Zoonosis Emil Agustiono menuturkan, sejatinya oseltamivir ini bukan untuk membunuh virus H5N1 dalam tubuh manusia. Tetapi, obat yang masuk kategori generic itu hanya mampu menekan laju perkembangan atau replikasi virus H5N1 dalam tubuh manusia.
Di bagian lain, Menkes Endang Rahayu menuturkan,pihaknya terus memperbaiki kualitas laboratorium untuk penelitian virus flu burung ini. Sehingga, kepekaan terhadap serangan flu burung bisa terus terasah. "Ada 42 laboratorium (yang bisa melakukan uji virus flu burung, Red) di Indonesia," katanya. Upaya pembedahal dilakukan di berbagai aspek. Misalnya perbaikan internal quality control. Caranya dengan mengirim spesimen.
Terkait pasien suspect flu burung berinisal R, 18 dari Kota Tangerang, Banteng, Endang mengatakan sudah menjalani dua kali tes laboratorium untuk Polymirasea Chain Reaction (PCR). "Masih menjalani dua kali tes. Dan hasilnya negative flu burung," tegas Endang.
Meski dalam dua kali tes ini hasilnya negatif, Endang mengatakan pihaknya masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Pasien ini mengalami gejalan demam dan flu. Selain itu, yang bersangkutan juga ditemukan pernah kontak dengan unggas-unggas piaraannya.
Oleh sebab itu, dia langsung perlakuan bagi suspect flu burung untuk mengantisipasi kejadian yang lebih buruk. Apalagi penyakit yang disebarkan oleh unggas itu telah menewaskan dua orang selama Januari 2012 ini. Dua korban tewas berasal dari DKI Jakarta yang masih saudara. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, Ikan Asin Picu Kanker Nasofaring
Redaktur : Tim Redaksi