Pantauan Koran Ini, sebagian pasien yang tidak kebagian tempat tidur terpaksa harus menggunakan tempat tidur dorong yang biasanya digunakan untuk mengantar pasien dari ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, dr Suyuti Syamsul mengatakan meski sebagain pasien dirawat di selasar perawatan tetap dilakukan maksimal. “Membludaknya pasien sempat membuat kita kewalahan bahkan sampai kereta dorong untuk pasien digunakan pasien dirawat inap. Namun kondisi ini sudah bisa diatasi dengan memanfaatkan beberapa tempat tidur diruangan lainnya yang masih bisa digunakan,” ungkap dr Suyuti Syamsul dikonfirmasi, Sabtu (22/12).
Membludaknya pasien juga disikapi pihak RSUD dengan menikatkan pelayanan. Hanya saja keterbatasan fasilitas ruangan, untuk menampung lonjakan pasien sejauh ini masih belum bisa diatasi. Kondisi itu diakuinya akan berdampak terhadap kenyamanan pasien karena sudah melebih dari ideal, yang kemudian juga bisa menimbulkan banyaknya keluhan karena standar yang lainnya menjadi melebihi dari biasanya, seperti biaya makan pasien yang seharusnya dialokasikan untuk jumlah pasien standar juga akan meningkat.
“Selalu terdapat korelasi positif tingginya keluhan dengan jumlah pasien. Sesuatu yang menurut saya dapat dipahami terkait dengan spece yang sempit, sumber daya yang terbatas dan rasio petugas yang tidak berimbang, ketika pasien melebihi kapasitas ideal. Tetapi kami sudah mempersiapkan hal ini, termasuk jika nanti terus mengalami lonjaka pasien, kami akan meminta bantuan Provinsi,” terangnya.
Menurut Suyuti, untuk idealnya jumlah ruangan, yang ditempati pasien, bukan berarti seratus persen terisi semua, tetapi dari jumlah tempat tidur yang ada terisi 40-60 persen baru dikatakan ideal.
Meningkatnya jumlah pasien ini, diprediksi lebih diakibatkan karena cuaca, sehingga daya tahan tubuh menurun sementara pertumbuhan vector penyakit menular semakin tinggi. Meningkatnya pasien ini, penyakit yang diderita beragam, termasuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satunya yang trennya mengalami peningkatan pada bulan Desember ini.
Sementara separo lebih pasien anak yang dirawat di ruang anak merupakan pasien demam berdarah dengeu (DBD). Hingga kemarin sedikitnya ada sekitar 13 pasien anak yang terserang DBD, kemudian dua anak lagi dirawat di ruang ICU.
Sepanjang Desember, setidaknya terdapat 88 kasus DBD yang terdiri dari pasien anak dan dewasa, namun mayoritas yang keluar masuk rumah sakit adalah anak-anak. “Untuk DBD sesuai data hampir setengah pasien anak-anak yang dirawat adalah akibat DBD, namun dalam 2 hari terakhir relatif tidak ditemukan penderita baru yang masuk ke RSUD. Hal ini menjadi harapan bahwa tren penyakit DBD akan menurun,” terang Direktur Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkala Bun, Suyuti Syamsu.
Sementara secara keseluruhan perbandingan angka pasien DBD yang dirawat di RSUD dari tahun sebelumnya lebih sedikit. Pada tahun 2012 hingga pertengahan Desember tercatat 349 pasien, dengan satu korban meninggal. Sedangkan Tahun lalu sebanyak 81, namun yang meninggal lebih tinggi yakni sebanyak dua orang.
Menurut Suyuti, meningkatnya penyakit khusus DBD ini, diprediksi lebih diakibatkan karena cuaca, sehingga daya tahan tubuh menurun sementara pertumbuhan vector penyakit menular semakin tinggi. Sejauh ini diakui Suyuti belum pernah mengadakan penelitian secara ilmiah, kenapa penyakit DBD ini bisa meningkat, padahal standar operasional prosedur (SOP) dalam penaggulangan penyakit telah dilaksanakan. Tetapi ada dugaan bahwa cuaca bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun, kemudian pertumbuhan vector penyakit menular semakin tinggi. (sam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rombongan Wisata Celaka di Tol
Redaktur : Tim Redaksi