Kejadian tersebut terjadi saat pasien kembali untuk mengontrol penyakit yang dideritanya. Di mana, pasien minta untuk melakukan CT Scan, namun saat ke ruang CT Scan, pasien dipersulit dengan beberapa administrasi yang harus dibayar.
Hal tersebut dijelaskan Jean, orang tua pasien yang dibenarkan Nobertus WM dan Yohan, staf pos pendamping Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal milik anggota DPR RI, Anita Gah yang menerima laporan tersebut.
Dikatakan, permintaan CT Scan setelah anaknya dilekuarkan. "Saat anak saya dirawat, RSU Kupang tidak menyarankan untuk lakukan CT Scan, tapi setelah keluar baru diminta. Harga CT Scan sangat mahal," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat daftar ke ruangan CT Scan, petugas yang ada di ruangan tersebut memarahinya dengan mengatakan kenapa baru sekarang melakukan CT Scan setelah keluar dan tidak saat dirawat.
"Dia (petugas CT Scan, red) marah-marah kepada saya kenapa sekarang baru mau lakukan CT Scan," ungkap Jean menirukan apa yang disampaikan petugas di ruangan tersebut.
Untuk itu, CT Scan yang disarankan RSU Kupang tidak dapat melakukan untuk anaknya, karena biayanya sangat besar. Sedangkan anaknya saat dirawat menggunakan SKTM. "Biaya pendaftar saja sudah sebesar enam ratus ribu rupiah, apa lagi CT Scan-nya," keluhnya. (ayr/ays)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puskesmas Ikut Liburan
Redaktur : Tim Redaksi