Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Makin Meningkat, Syarief Hasan Bilang Begini

Minggu, 12 Juli 2020 – 20:20 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan mendorong Pemerintah belajar dari negara tetangga dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Bukan hanya belajar cara menangani dampak kesehatan, tetapi juga dalam hal penanganan ekonomi akibat Pandemi Covid-19 sesuai dengan misi Pemerintah yaitu melawan Covid-19 sekaligus ingin meningkatkan ekonomi.

Negara-negara di Asia Tenggara berhasil meredam laju Pandemi Covid-19. Di Malaysia misalnya, kasus harian menurun drastis dan telah berhasil melewati fase kritis pada bulan April yang lalu. Penambahan kasus harian pada (11/7/2020) hanya 13 kasus sehingga total kasus sebanyak 8.696 kasus.

BACA JUGA: Syarief Hasan Beri Kabar Terbaru soal Sidang Tahunan MPR

Begitu pun dengan Thailand. Negara berjuluk Gajah Putih ini juga telah berhasil melewati fase kritis pada bulan April lalu. Penambahan kasus harian pada (11/7/2020) hanya 14 kasus sehingga total kasus sebanyak 3216 kasus. Bahkan, Vietnam sampai detik ini belum ada kasus kematian sama sekali. Total yang terkontaminasi pun hanya 370 orang.

Keberhasilan Malaysia, Thailand, Vietnam, dan negara ASEAN lainnya harus dicontoh oleh Indonesia. Memang, mereka melakukan pengetatan dan lockdown sejak awal sehingga berhasil melokalisir dan meredam laju penyebaran Covid-19.

BACA JUGA: Syarief Hasan Minta Presiden untuk Menolak RUU HIP

“Berbeda dengan Indonesia, yang baru melakukan pembatasan pada saat kasus telah membeludak,” ungkap Syarief Hasan.

Bukan hanya menangani kesehatan, negara tetangga juga mesti dicontoh dalam hal penanganan ekonomi. International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Vietnam akan melejit kembali sebesar 7 persen. Pun demikian dengan Thailand dan Malaysia yang diprediksi membaik kembali di atas 3 persen pada akhir 2020.

BACA JUGA: Prajurit TNI AL Dikerahkan Menuju Rumah Warga di Lima Kelurahan, Ada Apa?

Berbeda dengan Indonesia, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu mencapai 0,5% sampai akhir tahun 2020. Angka ini jauh dari proyeksi Pemerintah sebesar 5,1 persen.

“Kasus harian yang berada di angka 1000 lebih kasus dalam beberapa pekan terakhir ditambah penyerapan anggaran penangan Covid-19 menjadi penyebab utamanya,” ungkap Syarief Hasan.

Ia pun mendorong Pemerintah untuk lebih berkonsentrasi dalam menekan laju penyebaran Covid-19 yang sudah mencapai 74.018 kasus pada (11/7/2020). Catat Tertinggi / Juara Covid 19 di Asean.

Realisasikan anggaran kesehatan dan bantuan sosial, secara maksimal baik bagi masyarakat maupun pelaku UMKM dan Koperasi yang sudah dianggarkan sebesar Rp 695.2 trilliun.

Pelaku UMKM dan koperasi di Indonesia mencapai 97 persen unit dan menyerap pekerja paling tinggi dari total keseluruhan angkatan kerja.

“UMKM lah yang paling mampu mendongkrak kembali ekonomi Indonesia yang anjlok akibat Pandemi,” ungkapnya.

Lonjakan yang meroket dari pandemi Covid-19 ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus seperti ini sementara pertumbuhan ekonomi bahkan kontraksi  dan menyebabkan para investor akan lebih memilih berinvestasi di negara-negara tetangga.

“Jangan sampai Indonesia selalu kalah bersaing dengan negara lain,” tutup Syarief Hasan.(jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler