Pasokan dan Harga Cabai di Akhir Tahun Aman Terkendali

Senin, 31 Desember 2018 – 15:34 WIB
Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi panen cabai. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Janji pemerintah untuk mengamankan pasokan dan harga pangan strategis pada momentum hari raya Natal tahun ini ternyata terbukti.

Lihat saja, dua komoditas bumbu dapur yang dianggap sebagai penyumbang inflasi yaitu cabai dan bawang, hingga saat ini terpantau terkendali stabil.

BACA JUGA: Investor Masuk, Produksi Daging Sapi Terus Meningkat

Dengan demikian, kekhawatiran akan melonjaknya harga cabai dan bawang pun tidak terbukti.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menegaskan pemerintah menjamin pasokan cabai dan bawang akan lancar dan mencukupi kebutuhan termasuk Natal dan Tahun Baru nanti.

BACA JUGA: Kementan Gerak Cepat Membantu Korban Tsunami Selat Sunda

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengawal langsung pasokan cabai dan bawang dari hulu. Menurutnya, tak ada alasan cabai dan bawang langka karena sudah terbukti dua tahun ini masyarakat merasakan lebih tenang dan tidak lagi was-was karena harga cabai dan bawang tidak terlalu bergejolak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menjelaskan faktor kunci keberhasilan menjaga stabilitas pasokan adalah antisipasi katersediaan sejak 3 hingga 4 bulan sebelumnya.

BACA JUGA: Optimisme Kebijakan Swasembada Daging Sapi Nasional

Untuk cabai dan bawang merah Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan sudah jauh-jauh hari menyiapkan tambah tanam untuk persiapan hari-hari besar seperti Idulfitri, Iduladha, Natal dan Tahun Baru.

“Untuk bawang merah 2 sampai 3 bulan sebelumnya sudah bisa dirancang penambahan tanamnya. Untuk cabai 4 sampai 5 bulan sebelumnya sudah ditanam,” ujar Suwandi di Jakarta, Senin (31/12).

Selain penjadwalan produksi, sambung Suwandi, Kementan saat ini menerapkan 10 jurus yang sangat ampuh untuk menjamin stabilisasi pasokan dan harga.

Pertama, ekstensifikasi kawasan di luar jawa. Kedua, intensifkan teknologi pada sentra di Jawa.

Ketiga, peningkatan kapasitas petani di Luar Jawa dan Keempat, penggunaan benih biji untuk bawang merah (TSS) sehingga efisien biaya 65 persen

“Kelima, penajaman manajemen dengan petani champion. Keenam, mengatur Pola Tanam. Ketujuh, pembentukan pasar lelang dan kedelapan, hilirisasi produk. Kesembilan, teknologi penyimpanan dan kesepuluhnya perluasan ekspor,” bebernya.

“Tentu kami tidak menafikkan bahwa ini adalah hasil kerja tim pemerintah bersama stakeholder terkait. Ada Kemendag, Bulog, Satgas Pangan, Dinas, Pedagang, Petani dan lain-lain. Semuanya all out mengawal stabilitas pangan,” timpalnya.

Menurut data Ditjen Hortikultura, pasokan cabai besar periode Desember 2018 mencapai 105.915 ton dengan perkiraan kebutuhan 97.519 ton.

Bulan Januari 2019 pasokan 73.872 ton dengan perkiraan kebutuhan 51.596 ton.

Pasokan ke pasar Jabodetabek mencapai 40 ton/hari untuk Cabai Merah Keriting dan 50 ton/hari untuk cabai rawit merah.

Cabai dipasok dari sentra Cianjur, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Bandung, Temanggung, Magelang, Wonosobo, Banjarnegara, Blitar, Kediri hingga Banyuwangi.

“Pasokan bawang merah periode Desember 2018 mencapai 92.840 ribu ton sementara kebutuhan 78.451 ton. Bulan Januari pasokan diprediksi meningkat 135.966 ton dengan kebutuhan 77.825 ton. Untuk Jabodetabek kebutuhan rata-rata Desember 2018 sebanyak 7.267 ton dan Januari 2019 sebanyak 6.937 ton. Pasokan bawang merah berasal dari Brebes, Kendal, Demak, Pati, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Garut, Bojonegoro, Probolinggo, Nganjuk hingga Solok,” ungkap Suwandi.

Lebih jauh Suwandi mengatakan pemantauan harga di tingkat petani rata-rata di kisaran Rp 16.411 untuk bawang merah, cabai merah keriting Rp 18.434 dan cabai rawit Rp 21.319.

Harga tersebut tidak berbeda jauh dengan akhir tahun lalu, di mana selama Desember 2017 harga rata-rata di tingkat petani untuk bawang merah Rp 12.922, cabai merah keriting Rp 23.132, dan cabai rawit Rp 17.166.

“Ini mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu dua tahun ini, harga cabai dan bawang selalu stabil saat Natal maupun tahun baru,” katanya.

Buktinya, ucap Suwandi, harga per kilogram cabai dan bawang di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta periode 1 sampai 31 Desember 2018 terpantau stabil jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Rerata harga cabai besar Rp. 24.161 hampir sama dengan periode yang sama tahun 2017 lalu Rp 24.137.

Kemudian, harga cabai rawit Rp 23.935 per kg lebih tinggi dari tahun lalu Rp 21.224. Harga bawang merah sepanjang Desember Rp 19.339, sementara tahun lalu Rp 12.517. Bawang Putih bertengger stabil di harga Rp 12.581 , nyaris sama dengan tahun lalu Rp. 12.327.

"Kenaikan bawang merah sifatnya sementara karena Januari nanti akan disusul panen raya. Petani bawang merah menikmati harga baik setelah sebelumnya jatuh," jelasnya.

Begitu juga dengan harga di tingkat retail pasar DKI Jakarta terpantau stabil rendah yaitu bawang merah Rp 29.683 per kg, cabai merah keriting Rp 32.529 dan untuk cabai rawit Rp 37.112.

Harga ketiga komoditas ini memang sedikit lebih tinggi dari tahun lalu, di mana harga bawang merah Rp 17.820 per kg, cabai merah keriting Rp 27.107 per kg dan cabai rawit Rp 22.806.

"Artinya pasokan cabai dan bawang merah baik secara nasional maupun lingkup Jabodetabek sangat mencukupi. Pemerintah berkewajiban menjaga agar harga di konsumen tidak terlalu tinggi dan di sisi lain para petani pahlawan pangan kita juga mendapat keuntungan yang wajar,” imbuh Suwandi.

Ibu Eta di Cibubur yang ditemui sedang berbelanja kebutuhan harian mengaku senang karena harga cabe bawang yang terjangkau.

"Waktu belanja menjelang Natal, saya rasain sendiri kalau harga tidak berbeda dengan hari biasa. Barusan juga sama. Normal-normal saja," ungkapnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Mengembangkan Padi Inpagio 8 di Lahan Kering


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler