Dikatakan, pihaknya mengurangi sedikitnya 25 persen pasokan di 16 agen gas yang mengambil gas dari SPBBE. “Sebelumnya, dijatah 40 mobil selama 26 hari. Namun sejak bulan lalu, jatah tersebut sudah dikurangi 10 mobil. Jadi, berkurang 25 persen sehingga mobil yang beroperasi hanya 30 mobil,” jelas Prayogo.
Akibat hal itu, lanjutnya, terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg. Selain langka, harganya pun naik drastis. “Dengan kenaikan harga mencapai 50-75 persen per tabungnya dari HET yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Hal lain yang membuat gas 3 kg langka, lanjutnya, karena satu armada pengangkut gas berkapasitas 15 ton dalam perbaikan. “Selain itu, gas yang saat ini dinikmati warga berasal dari kilang Pulo Layang Plaju/Mariana Palembang. Untuk pengambilan gas dari kilang Titis Sempurna Prabumulih, tidak bisa dalam jumlah banyak. Akhirnya, kita harus mengambil gas dari Palembang melalui Muara Enim,” jelasnya.
Sementara, akses untuk mencapai ke sana berbeda dengan yang dulu. “Kemacetan terjadi hingga berjam-jam untuk kendaraan biasa. Sementara untuk kendaraan tangki gas, kita butuh waktu dua hari dua malam,” lanjutnya.
Namun, pihaknya sudah melakukan antisipasi agar tak terjadi kelangkaan. “Yakni dengan menambah kuota penjualan dari Pertamina. Tapi, tetap saja kelangkaan terjadi di Bumi Sebimbing Sekundang,” pungkasnya. (Gsm/aba/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Tol Trans Sumatera Butuh Konsorium BUMN Kuat
Redaktur : Tim Redaksi