jpnn.com, JAKARTA - Minimnya pasokan rumah membuat daya dorong sektor perumahan terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 2,8 persen.
Saat ini selisih kebutuhan rumah dengan kapasitas pengembang masih cukup lebar. Berdasar data Bank Tabungan Negara (BTN), kebutuhan rumah mencapai 800 ribu unit per tahun.
BACA JUGA: BTN Dorong Generasi Milenial Jadi Pengusaha Properti
Namun, kapasitas pembangunan rumah hanya 250 ribu–400 ribu unit per tahun.
’’Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang lebih dari 20 persen dan Thailand delapan persen,’’ jelas Direktur Utama BTN Maryono, Minggu (21/10).
BACA JUGA: Ribuan Atlet KOI Bisa Dapatkan KPR BTN dengan Mudah
Jika investasi properti meningkat, kebutuhan rumah bakal terpenuhi dan setidaknya 170 industri turunan lainnya ikut terdongkrak.
Selain itu, banyaknya lapangan pekerjaan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena itu, perseroan berniat mendorong anak muda generasi milenial menjadi pengusaha properti.
BACA JUGA: BTN Siapkan Restrukturisasi Kredit Bagi Korban Gempa Sulteng
’’Kehadiran generasi milenial di industri properti sangat dibutuhkan karena dapat memberikan inovasi yang tepat untuk pengembangan dan pemasaran produk hingga akses pembiayaan,’’ tutur Maryono.
Edukasi sangat penting dilakukan agar generasi milenial mau terjun menggarap bisnis properti.
Sebab, prospek investasi properti saat ini sangat menjanjikan seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur dan perkembangan transportasi massal yang menjangkau daerah pelosok hingga kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Setidaknya ada beberapa alasan menjadi pengusaha properti sangat menarik. Pertama, ketersediaan lahan yang terbatas membuat investor memegang kontrol.
Kemudian, daya juang ketika berinvestasi sangat tinggi. Nilai aset juga dapat ditingkatkan dengan modal minimum.
Berdasar data Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah wirausaha di Indonesia tergolong minim, yakni hanya 7,8 juta orang.
Angka itu membuat Global Entrepreneurship Index 2018 menempatkan Indonesia di posisi ke-94 dari 137 negara. (ken/c14/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IPEX 2018, BTN Berhasil Kantongi Rp 8,7 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi