JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Dewi Aryani menilai munculnya isu hengkangnya empat partai politik (parpol) nonkursi DPRD DKI yang awalnya ikut mengusung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama ke kubu Fauzi Bowo-Nachowi Ramli bukanlah persoalan serius. Menurut Dewi, isu itu hanya manuver untuk meredam popularitas Jokowi-Ahok yang kian terkerek.
Bahkan dari hasil survei sebuah stasiun televisi swasta menempatkan Jokowi-Ahok meraih 47 persen dukungan. "Ini fantastis. Bisa jadi, itu merupakan bagian dari letupan emosi keheranan karena pollingnya meningkat tajam. Bagi kami fokusnya tetap bekerja, kampanye dengan tulus dan mengusung program konkrit untuk rakyat DKI. Semua terukur dan akan dibuktikan oleh pasangan Jokowi-Ahok nantinya," kata Dewi, Kamis (28/6), malam.
Menurutnya, manuver-manuver itu tak lebih sebagai upaya menjegal pasangan Jokowi-Ahok. "Tapi, kami kan sudah terbiasa tantangan seperti itu. PDIP tetap solid," kata Dewi.
Ditambahkannya, PDIP tetap konsisten karena Pilkada DKI tahun ini menjadi barometer bagi Pemilu 2014 nanti. "Itu virus saja. Antivirusnya adalah kekompakan dan kesolidan kami," papar Anggota Komisi VII DPR, itu.
Sebelumnya diberitakan, empat parpol nonkursi DPRD DKI yang ikut mengusung pasangan calon gubernur DKI, Joko Widodo-Basuki disebut telah menyebrang ke kubu Fauzi Bowo-Nachowi Ramli. Namun Jokowi -panggilan Joko Widodo- mengaku tidak risau kehilangan suara dari empat parpol tersebut.
Empat parpol pendukung Jokowi-Ahok yang membelot yakni Pakar Pangan, Barisan Nasional (Barnas), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), dan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP). Jokowi curiga hijrahnya empat parpol karena motif uang.
"Mungkin melihat ada yang track record-nya lebih bagus, tapi mungkin juga lihat di sana uangnya lebih banyak. Di sini tidak ada uangnya seperti di situ, biasalah kalau dalam politik," sindirnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Parpol Pengusung Hengkang, Jokowi Curiga Ada Motif Uang
Redaktur : Tim Redaksi