Pastikan Tidak Bubar

SM*SH Hanya Berganti Manajemen

Senin, 24 September 2012 – 08:31 WIB
SM*SH usai latihan untuk konser 35 tahun berkarya Harvey Malaihollo di Black Studio, Kebayoran Baru, Jakarta, kemarin (23/9). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
JAKARTA - Kabar tidak sedap datang dari boy band SM*SH. Grup yang berisi tujuh laki-laki itu dikabarkan bubar karena urusan honor yang tidak merata. Disebutkan bahwa anggota SM*SH menjadi sapi perah manajemen lama sehingga memicu kemarahan orang tua Morgan cs.

Ditemui pada persiapan konser 35 Tahun Harvey Malaihollo di Black Studio, Panglima Polim, Jakarta Selatan, kemarin (23/9), Bisma, salah seorang anggota SM*SH, membenarkan perihal pindah manajemen itu. Namun, dia memastikan bahwa para anggota SM*SH tak tahu pasti akar masalah perpindahan itu.

Dia hanya bisa memastikan perpindahan itu tidak berakibat buruk apa pun terhadap SM*SH. Termasuk berbagai proyek manggung yang dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan. Semua akan tetap berjalan seperti biasanya. Itu dibuktikan dengan masih dipercayanya SM*SH ikut dalam konser 35 Tahun Harvey Malaihollo.

Sepengetahuan dia, orang tua cuma ingin mendapat hak sesuai dengan yang diharapkan dari kontrak pertama. Sebab, dalam perjalanannya, proyek SM*SH ternyata laris manis. Sehari bisa sampai lima kali tampil, membuat seluruh personel bekerja sekaligus belajar. "Wajarlah, bukannya kita sombong, tapi bukan sapi perah," imbuhnya.

Ramai dibicarakan, desas-desus bubarnya SM*SH dipicu oleh amarah para orang tua anggota. Mereka menganggap manajemen lama, PT Primatama Starsignal, tidak bekerja keras. Namun, beban kerja itu sepenuhnya dipikulkan di pundak anggota. Singkat cerita, manajemen lantas diambil alih oleh para orang tua personel SM*SH.

"Yang jelas, SM*SH enggak bubar. Tidak ada apa-apa di internal kami. Kami juga tidak berantem," tegas Bisma. Dia juga memastikan semua kontrak masih komitmen dijalani. Meski tidak tahu sampai kapan boy band tersebut bakal eksis, mereka sepakat untuk tak cepat-cepat hengkang dari industri musik Indonesia.

SM*SH baru juga hadir dengan logo baru. Namun, Bisma buru-buru mengatakan bahwa perubahan logo dilakukan bukan karena ada masalah tersebut. Dia beralasan, perubahan logo itu disebabkan seluruh personel ingin tampil lebih fresh dan lebih muda, sesuai dengan karakteristik para anggota.

Secara terpisah, Lia Gustantri, pendiri SM*SH, kepada media Jakarta sempat memberikan pernyataan bahwa semua tuduhan yang dialamatkan kepada pihaknya tak benar. Dia mengatakan, SM*SH dia biayai sendiri tanpa bantuan orang tua. Total yang keluar Rp 1 miliar. Namun, hingga kini belum balik modal.

"Dalam klausul awal disepakati bahwa SM*SH dapat 40 persen dan sisanya ke Starsignal," kata Lia kepada wartawan. Dia menyebut akar permasalahan berawal dari orang tua personel yang minta pembagian diubah menjadi 60 persen ke SM*SH dan 40 persen ke manajemen. Ujung-ujungnya malah pisah dari manajemen. (dim/c4/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bosan di Dunia Musik, Maia Estianty Tekuni Bisnis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler