Pasukan AS Masuk Saudi, Timur Tengah Bakal Makin Panas?

Senin, 22 Juli 2019 – 19:42 WIB
Tentara Amerika Serikat. Foto: Reuters

jpnn.com - Dalam waktu dekat pasukan Amerika Serikat (AS) bakal masuk Arab Saudi. Langkah itu dikhawatirkan bakal membuat kawasan Teluk menjadi semakin panas.

Dikutip dari Channel News Asia pada Sabtu (20/7), Arab Saudi bersedia menjadi tuan rumah bagi pasukan Negeri Paman Sam itu. Keputusan itu mengakhiri hiatus Arab Saudi dalam menerima kehadiran pasukan AS pada 2003, menyusul berakhirnya perang dengan Irak.

BACA JUGA: Iran Beri Peringatan Serius untuk Inggris

“Berdasarkan kerja sama timbal balik antara Arab Saudi dan Amerika Serikat, dan keinginan mereka untuk menjaga keamanan kawasan (Teluk) Raja Salman memberikan persetujuannya untuk menjadi tuan rumah pasukan Amerika,” kata juru bicara kementerian itu kepada kantor berita pemerintah Saudi, SPA.

BACA JUGA: Petinggi Militer AS Khawatir Trump Salah Langkah di Syria

BACA JUGA: Raja Salman Hajikan Keluarga Korban Masjid Christchurch

Sebelumnya, kehadiran AS di Arab Saudi berlangsung selama 12 tahun, dimulai dengan Operasi Badai Gurun pada tahun 1991, ketika Irak menginvasi Kuwait. Saat itu, di puncak perang Irak.

Sebanyak 200 pesawat AS ditempatkan di pangkalan udara Prince Sultan, yang terletak sekitar 80 kilometer di selatan ibu kota Riyadh. Selain itu, sebanyak 2.700 misi setiap harinya dilakukan kantor pusat komando AS di Arab Saudi.

BACA JUGA: Turini, WNI yang Hilang 21 Tahun Akhirnya Ditemukan

Tetapi, hubungan antara kedua negara tidak selalu mulus. Perbedaan pendapat utamanya meningkat setelah serangan 11 September 2001, yang menghancurkan gedung kembar World Trade Center di New York. Pasca-serangan tersebut, AS menuduh pemimpin Al-Qaeda kelahiran Arab Saudi, Osama bin Laden, sebagai dalang utamanya.

Belakangan, ketegangan antara AS dengan Iran terasa di kawasan Teluk. Terlebih lagi pada Jumat (19/7), Iran mengatakan telah menyita sebuah kapal berbendera Inggris di Selat Hormuz.

Di saat bersamaan, Presiden AS Donald Trump bersikeras menyatakan, pihaknya berhasil menembak jatuh drone milik Iran. Klaim tersebut dibantah Iran.

Juni lalu, pelaksana tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan memerintahkan penugasan lebih dari 1.000 pasukan AS ke Timur Tengah untuk keperluan pertahanan dalam mengimbangi ancaman Iran.

Selain itu, akan ada juga tambahan 900 pasukan militer yang khusus mengurusi pasukan angkatan udara AS di Timteng. Dan 600 tambahan lainnya sebagai teknisi pasukan Angkatan Laut dan teknisi misil serta kapal induk sebagai antisipasi serangan rudal Iran. (DAY/rmco)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iran Menduga Kapal Induk AS Lakukan Kesalahan Konyol


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler