DUBAI - Bentrok aparat keamanan dan pengunjuk rasa Syria pecah di Arab Saudi menjelang Kamis petang waktu setempat (12/1). Seorang demonstran tewas tertembus timah panas petugas dalam bentrok yang terjadi di Kota Al-Awamiya, Distrik Qatif, Provinsi Ash Sharqiyah tersebut. Sedangkan tiga orang lainnya terluka.
Korban tewas yang bernama Issam Mohammed tersebut mengembuskan napas terakhirnya menjelang fajar kemarin (13/1). "Tim medis menemukan sejumlah luka tembak serius pada tubuh korban," terang situs berita Syiah, Rasid, kemarin. Selain merenggut nyawa pemuda 22 tahun itu, peluru petugas juga menembus tubuh seorang aktivis lain. Beruntung, korban tidak sampai kehilangan nyawanya.
Menurut seorang saksi mata, aparat keamanan Saudi melepaskan tembakan setelah para aktivis Syiah menuntut pemerintah membebaskan tahanan politik dan melempari kendaraan petugas dengan batu. Namun, dalam keterangan resminya, Kementerian Dalam Negeri Saudi menyatakan bahwa para aktivis anti-pemerintah itu melemparkan bom molotov pada kendaraan petugas.
Akibat lemparan bom molotov itu, menurut kementerian, kendaraan petugas yang sedang berpatroli di Al-Awamiya itu terbakar. "Sementara petugas berusaha memadamkan api, personel yang lain terpaksa melepaskan tembakan karena situasi tak terkendali," terang kementerian dalam pernyataan tertulis.
Ada dugaan bahwa para aktivis Syiah itulah yang kali pertama memulai melepaskan tembakan. "Baku tembak antara petugas dan demonstran menyebabkan dua orang roboh. Mereka lantas dilarikan ke rumah sakit, tapi seorang di antaranya tewas," lanjut kementerian. Setelah bentrok berdarah itu, petugas menutup kota yang didominasi warga Syiah tersebut. Pemerintah melipatgandakan pengamanan di kota yang terletak di wilayah timur Saudi tersebut.
Kamis petang, unjuk rasa menuntut pembebasan tahanan politik terjadi di empat kota Syiah yang masuk wilayah Qatif. Empat aksi unjuk rasa itu diikuti oleh ratusan warga. Sebagian besar di antaranya pemuda. "Selain menuntut pembebasan tahanan politik, kami mendesak pemerintah segera menjalankan reformasi dan mengakhiri diskriminasi sektarian," seru seorang aktivis.
Sejak revolusi sipil bergelora di Semenanjung Arab awal tahun lalu, warga Syiah yang tinggal di kawasan timur Saudi juga bergolak. Terlecut perlawanan yang pertama kali muncul di Tunisia dan lantas menjalar ke Bahrain itu, warga Syiah di Saudi memrotes pemerintahan Sunni yang diskriminatif terhadap mereka. Dari sekitar 19 juta populasi Saudi, warga Syiah tercatat sekitar 1,3 juta jiwa.
Protes warga Syiah sempat membuat pemerintah Saudi menjadi sorotan media internasional. Apalagi, pemerintah juga menangkap sedikitnya 400 aktivis. Sekitar 70 orang di antaranya masih ditahan sampai sekarang tanpa ada proses hukum jelas. Awal bulan ini, pemerintah mengamankan sekitar 23 aktivis Syiah yang dituding sebagai provokator. (AFP/RTR/BBC/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diawetkan, Kim Jong-il Jadi Pemimpin Abadi
Redaktur : Tim Redaksi