Patbo Super Sukses Bantu Sawah Tadah Hujan

Sabtu, 19 Agustus 2017 – 15:39 WIB
Penggunaan Patbo Super untuk sawah tadah hujan. Foto: dok. Kementan

jpnn.com, SUMEDANG - Kegiatan peningkatan IP-Padi pada lahan sawah tadah hujan dengan teknik budidaya Patbo Super dilakukan di kelompok tani Sri Mekar Jaya Desa Keboncau, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jabar.

Setiap tahun di kawasan tersebut sebelumnya IP hanya satu kali maksimal dua kali dalam satu tahun karena air tidak tersedia.

BACA JUGA: Dulu Diimpor, 4 Komoditas Ini Sekarang Diekspor

Kondisi lahan sawah pada Juni, Juli dan Agustus hingga September sudah retak-retak, maka selama itu biasanya lahan dibiarkan.

Tapi dengan Patbo Super bisa tanam menjadi tiga kali dalam setahun.

BACA JUGA: Ekspor Bawang Merah Bakal Sejahterakan Petani

Respons masyarakat petani di Ujungjaya cukup tinggi sehingga dengan swadaya melaksanakan penanam padi secara Patbo Super ini seluas 20 hektar bersamaan demplot BPTP Balitbangtan Jawa Barat seluas 10 hektar.

Teknologi Patbo Super ini menitikberatkan mengenai pentingnya budidaya padi hemat air hingga 75%.

BACA JUGA: Mentan Optimistis Indonesia Ekspor Bawang Putih pada 2018

Patbo adalah singkatan dari Padi Aerob Terkendali dengan Penggunaan Bahan Organik.

Patbo Super merupakan paket teknologi budidaya padi spesifik lahan tadah hujan dengan basis manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk menghasilkan produktivitas tinggi serta potensi peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

Komponen PATBO SUPER ada 5 terdiri dari (1) penggunaan VUB kelompok ampibi, (2) Manajemen air, (3) Penggunaan bahan organik, (4) Penggunaan alsintan, dan (5) Pengendalian gulma.

Manajemen air, dengan pengaturan air mikro yaitu memberikan air di lahan sawah sesuai dengan kebutuhan tanaman (fase pertumbuhan tanaman vegetatif s.d. generatif), sehinggga air yang dibutuhkan tidak sebanyak cara biasa yaitu 3000 liter utk menghasiljan 1 kg GKP.
Karena air yang dibutuhkan tidak terlalu banyak maka dengan pengaturan tingkat makro seperti pemanfaatkan potensi sumberdaya air yang tersedia di sungai, embung, sumur pantek bisa dilakukan.

Walaupun ada biaya tambahan tapi tetap menguntungkan dengan produksi yang dihasilkan karena Patbo Super bisa menghemat biaya produksi 50% dan meningkatkan produksi 20%.

Penggunaan bahan organik jg membantu menghemat penggunaan air, karena bahan organik bisa mengikat air.

Walaupun tanah sudah retak kekeringan tapi kondisi pertanaman masih tetap hijau segar.

Prioritas menggunakan bahan organik diutamakan yaitu jerami padi dengan menggunakan dekomposer kemudian digelebeg menggunakan traktor tangan.

Pengendalian gulma memang menjadi salah satu yang perlu menjadi perhatian serius, karena biasanya pada kondisi air terbatas (mecak-mecak) gulma akan tumbuh dgn subur.

Namun demikian, dengan menggunakan herbsida pra tumbuh yang selektif serta menggunakan alsintan penyiangan “Power Weeder sangat efektif menekan pertumbuhan gulma tersebut.

Selanjutnya hama tikus yang menjadi kendala dalam pengembangan IP padi dikendalikan dengan memasang Rumah Burung Hantu (RUBUHA) yang sangat efektif dalam mengendalikan hama tikus.

Dua pertiga luas lahan sawah di Jawa Barat adalah lahan tadah hujan.

Jika IP bisa ditingkatkan maka potensi peningkatan produksi adalah 837.360,32 ton per tahun.

Sedangkan penerapan Patbo Super bisa meningkatkan pendapatan usaha tani sebesar Rp. 2.999.000/ha dari peningkatan produksi dan efisiensi biaya produksi. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Mengapresiasi Kinerja TNI dan Polri Membantu Wujudkan Kedaulatan Pangan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler