Patrialis: Semua Hakim Lari, Termasuk Saya

Kamis, 14 November 2013 – 19:16 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Patrialis Akbar menceritakan kronologis kericuhan yang terjadi saat sidang sengketa Pilkada Maluku siang tadi. Patrialis mengatakan, peristiwa itu terjadi sangat cepat dan tidak terduga.

Menurutnya, insiden bermula saat pimpinan sidang Hamdan Zoelva membacakan putusan pertama dari tiga perkara sengketa Pilkada Maluku. Setelah palu diketok, tiba-tiba terdengar teriakan keras dari atas tribun ruang sidang.

BACA JUGA: Patrialis Curiga Aksi Anarkis Direncanakan

"Kemudian mereka yang berada di tribun atas juga pada turun, kira-kira 5 menit itu sudah terjadi, ternyata ada yang memecahkan kaca. Bahkan mereka menyumpahi MK dengan kalimat-kalimat yang cukup kasar," ujar Patrialis kepada wartawan di gedung MK, Jakarta, Kamis (14/11).

Meski ricuh, lanjut Patrialis, MK tetap melanjutkan sidang. Pasalnya, kericuhan itu masih terjadi di luar ruangan.

BACA JUGA: Pamdal MK Amankan 10 Pistol Setiap Bulan

Namun setelahnya, massa berdesak-desakan memaksa untuk masuk ke dalam ruang sidang. Petugas pamdal MK yang menjaga pintu masuk ruang sidang pun tidak berdaya menghalau massa yang jumlahnya jauh lebih banyak.

Begitu di dalam ruang sidang, massa langsung bertindak anarkis dan memporak-porandakan ruang sidang.

BACA JUGA: Bukti Publik Masih Kecewa pada MK

"Mereka kayak orang kesetanan, podium mereka tendang, kemudian sound system itu dicabut, dilempar-lemparkan kursi-kursi," ungkap Patrialis.

Setelah massa mengamuk, barulah Hamdan menskors jalannya persidangan. Saat sidang diskors, majelis hakim masih duduk di kursinya. Tetapi, kemudian massa ikut menghampiri meja hakim.

"Ternyata mereka ngejar, sampai meja hakim. Di situ saya melihat semua hakim bergerak lari kayak puting beliung, termasuk saya juga," cerita Patrialis.

Mantan Menkumham ini mengaku sangat kaget dengan kejadian amuk pengunjung sidang. Ia tidak menyangka ada sekelompok orang yang senekat itu berani melecehkan lembaga peradilan.

Ia berharap, di masa mendatang masyarakat bisa lebih dewasa dalam menyikapi putusan MK dan peristiwa anarkis di ruang sidang tidak terjadi lagi.

"Kenapa harus terjadi seperti itu, MK bukan memenangkan atau membuat kalah tapi memberikan keadilan pada pihak siapa harus menang atau kalah," tandasnya. (dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Ada yang Kecewa, Tapi tak Buat Rusuh di MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler