jpnn.com - SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang akhirnya angkat suara menjawab pembicaraan di media sosial yang sempat viral terkait keberadaan patung di Taman Kaliwiru Semarang.
Pembicaraan di media sosial menyebut patung setinggi sembilan meter itu menyeramkan tampilannya.
BACA JUGA: Ini Pekerjaan Pria di Aceh Diduga Menghina Nabi Muhammad
Menanggapi hal tersebut Pemkota Semarang mengatakan bahwa patung yang dibangun adalah Patung Penari.
Pembangunan patung di Taman Kaliwiru Semarang tersebut bertujuan untuk mengabadikan budaya yang dimiliki masyarakat Kota Atlas, yakni Gambang dan Penari Semarang.
BACA JUGA: 7 Tanda Wanita Setia dan Memiliki Komitmen Terhadap Hubungan Asmaranya
"Sementara ini mungkin masyarakat, netizen, belum mengerti sebenarnya pemkot membangun ini kenapa sih?" kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Murni Ediati, di Semarang, Selasa (23/5).
Murni mengatakan bahwa Pemkot Semarang membangun patung tersebut sebagai ikon untuk mengabadikan kebudayaan yang dimiliki masyarakat Kota Semarang sehingga bisa diwariskan kepada generasi penerus.
BACA JUGA: Pemolisian Responsif: Viral atau Tidak, Semua Kasus Pelanggaran Pasti Ditindak
"Kota Semarang punya sebuah budaya yang itu harus digemakan, yakni Gambang Semarang sama Penari Semarang. Untuk mengabadikan budaya agar generasi selanjutnya paham ada budaya, seperti itu," katanya.
Patung penari tersebut sebelumnya sempat ramai di media sosial karena patung setinggi sembilan meter itu disebut menyeramkan tampilannya, apalagi didesain bisa berputar sehingga bisa berubah arah.
Murni menjelaskan bahwa pihaknya menerima dan merespons dengan baik masukan dari masyarakat sehingga kekurangan-kekurangannya nanti akan diperbaiki, seperti tampilannya akan dibenahi agar tidak menyeramkan.
"Masukan masyarakat pasti direspons. Kami kan membangun juga buat masyarakat. Ya, kemarin (pembenahan) terkait wajah dan pewarnaan, kami support. Cuma, kalau bentuk sudah enggak bisa," katanya.
Terkait bentuk patung tersebut, kata dia, sudah dipatenkan oleh senimannya, yakni Bintang Anggoro Putro sehingga tidak bisa diubah, tetapi untuk wajah dan pewarnaan memang masih bisa disesuaikan.
"Di miniatur (patung) memang tidak menampilkan wajah. Saya tanya Pak Bintang, penciptanya."
"Wajahnya sembarang siapa aja. Ya, kami tetap ajak ngomong karena itu pembuatnya. Jadi, lebih ke pewarnaan sama tekstur saja," katanya.
Untuk pergerakan patung, dia membenarkan bisa berputar karena dipasang mesin yang dilengkapi sensor timer sehingga nantinya akan berputar secara otomatis sesuai pengaturan waktunya.
"Kemarin ada juga yang nanya, patungnya kok madep (menghadap) sana, terus kok ke sini. Ya, kan memang berputar patungnya. Itu pakai sensor timer. Nanti kami tambahi sorot lampu juga biar enggak gelap," katanya.
Mengenai prosesnya, kata dia, patung sudah siap untuk diresmikan.
Saat ini hanya tinggal proses penyelesaian untuk menyesuaikan masukan dari masyarakat. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bobby Nasution Minta ASN Pemkot Medan Bijak di Medsos dan Hindari Hedonisme
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang