jpnn.com, JAKARTA - Kontroversi keberadaan patung Kongco Kwan Sing Tee Koen di Tuban, Jawa Timur, tampaknya sudah tak lagi memanas. Pihak klenteng Kwan Sing Bio mengklaim bahwa kondisi di Tuban tetap aman dan kondusif.
Menurut Ketua Penilik Klenteng Kwan Sing Bio, Alim Sugiantoro, keberadaan patung itu sendiri bisa memberikan kontribusi postif bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Soal Patung Dewa di Tuban, Pengurus Klenteng Sempat Pertanyakan Sulitnya Urus IMB
Sebab, ada hal menarik yang bisa dilihat oleh wisatawan asing atau pun lokal untuk datang ke Tuban. Juga bisa menambah tempat rekreasi masyarakat Tuban.
“Bisa meningkatkan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Satu hari itu tidak kurang dari 200 orang yang datang. Sekarang makin ramai, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Alim Sugiantoro saat dihubungi jpnn.com, Jumat (11/8).
BACA JUGA: Dianggap Dewa, Pengurus Tak Akan Robohkan Patung Kwan Sing Tee Koen
Pria yang juga developer spesialis rumah murah untuk rakyat itu menegaskan, bahwa tidak ada campur tangan dari negara lain dalam pembangunan patung tersebut.
“Yang perlu ditegaskan lagi, bahwa kami, penggurus kelenteng adalah warga negara Indonesia , semua kelahiran Indonesia, hidup di Indonesia. Bukan warga lain. Tetap orang Indonesia. Yang dipakai tanah Indonesia, jadi jangan dipelintir-pelintir akan dijadikan apa. Patung itu milik orang Indonesia bukan orang lain,” katanya.
Mengenai sosok jenderal Kwan Sing Tee koen yang dianggap menyimpang dari sejarah Indonesia, Alim mengakui bahwa jenderal tersebut memang tidak ada kontribusinya untuk Indonesia.
“Namun patung itu adalah dewa yang dipuja oleh orang Konghucu. Yang di kelenteng Tuban yang dipuja ya patung itu,” tukasnya.
“Jadi memang tidak ada kaitan dengan Indonesia, karena jenderal itu ada di tahun sebelum masehi dan tidak ada kaitannya dengan China juga. Memang yang dipuja ya dewa itu, tuhan kami adalah itu,” imbuh Alim.(Jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh