Paulus Waterpauw: Semoga Teguran Kami Membuat Kepala Daerah Bekerja Sungguh-Sungguh

Minggu, 17 Juli 2022 – 16:54 WIB
Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw didampingi Wali Kota Sorong Lambert Jitmau. (ANTARA/Rachmat Julaini)

jpnn.com, MANOKWARI - Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen (Purn) Paulus Waterpauw menyoroti masih adanya beberapa daerah di provinsi itu yang capaian vaksinasi Covid-19 di rendah.

Pemerintah Provinsi Papua Barat pun telah menegur keras para kepala daerah yang cakupan vaksinasi Covid-19 di daerahnya masih rendah. 

BACA JUGA: Paulus Waterpauw: Saya Sempat Menyetir Mobil Pikap untuk Berdinas

"Kami memberikan teguran keras kepada para penyelenggara negara dalam hal ini bapak bupati dengan nilai daerah tiga terendah," ujar Paulus Waterpauw di Manokwari, Minggu (17/7). 

Mantan Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri itu menyebut tiga daerah di Papua Barat yang masih rendah cakupan vaksinasinya, yakni Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten Maybrat.

BACA JUGA: Irjen Monang: Terima Kasih Menerima Saya Sebagai Bagian Masyarakat Papua Barat

Dia meyakini apabila kepala daerah bisa memberikan keyakinan kepada masyarakat untuk menjalani vaksinasi Covid-19 maka capaian vaksinasi bisa berjalan baik.

"Semoga teguran kami membuat kepala daerah bisa bekerja sungguh-sungguh melaksanakan kebijakan-kebijakan berkaitan vaksinasi. Semua bergantung pemimpinnya," kata Paulus Waterpauw. 

BACA JUGA: Suami di Surabaya Jual Istri ke Pria Hidung Belang, Motifnya Ternyata

Masih ada masyarakat di Papua Barat yang tidak ingin mendapatkan vaksinasi karena merasa daya tahan tubuhnya kuat terhadap Covid-19. 

Selain itu, ada beberapa kasus yang mana seseorang terindikasi Covid-19, namun saat ditangani tim medis yang bersangkutan meninggal dunia.

"Akhirnya yang dituding itu pemerintah. Mereka menuntut bayar ganti rugi karena masyarakatnya dianggap sengaja dimatikan," ungkap Paulus.

Ada juga isu lain yang berkembang, yakni vaksinasi dianggap sebagai alat untuk membasmi habis masyarakat Papua keturunan asli Melanesia.

Paulus menduga isu-isu seperti ini sengaja diciptakan beberapa pihak, sehingga untuk mencegah hal ini berlanjut sekaligus untuk meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19, maka kepala daerah wajib meyakinkan masyarakatnya.

"Karena itu semua tergantung pemimpinnya. Kalau pemimpinnya bisa memberikan keyakinan, saya yakin pula masyarakat bisa mengikuti dengan baik," kata purnawirawan Polri berpangkat komjen itu. 

Hingga 4 Juli 2022, jumlah orang yang menerima vaksin Covid-19 dosis penguat di Papua Barat sudah mencapai 102.645 atau 12,6 persen dari 797.402 sasaran penduduk Papua Barat. Sementara, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama mencapai 511.104 orang atau 64,1 persen. 

Dosis dua mencapai 370.312 orang atau 46,4 persen.

"Dari 13 kabupaten/kota di Papua Barat, cakupan vaksinasi Covid-19 terendah di Kabupaten Pegunungan Arfak, yakni dosis pertama 403 orang, dosis kedua 351 orang dan dosis ketiga atau penguat sebanyak 40 orang atau 0,1 persen dari 29.822 sasaran penduduk di daerah itu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler