Paus Baru yang Serba Satu

Jumat, 15 Maret 2013 – 03:38 WIB
VATICAN CITY--Fumata bianca (asap putih) yang mengepul dari cerobong Kapel Sistine, Rabu malam (13/3) waktu setempat (Kamis, pukul 02.00 WIB), mengakhiri penantian 1,2 miliar umat Katolik di seluruh penjuru jagat yang tengah menunggu pemimpin baru.

Sekitar sejam kemudian, Kardinal Jorge Mario Bergoglio, uskup agung Buenos Aires, Argentina, menyapa peziarah dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan. Dialah yang lantas mengambil nama Fransiskus, paus baru yang "serba nomor satu".

Ya, Kardinal Bergoglio adalah orang pertama di antara 266 paus dalam kurun 2 ribu tahun terakhir yang memakai nama Fransiskus (Francis). Dia pula orang nomor satu dari luar Eropa yang terpilih sebagai paus pada era modern. Dia orang nomor satu dari tarekat (ordo) Serikat Jesuit yang menjadi paus (lihat grafis). Bahkan, dia hanya hidup dengan satu paru-paru!

Munculnya nama Kardinal Bergoglio sebagai paus baru memang cukup mengejutkan. Betapa tidak, namanya hampir tidak pernah disebut sebagai papabili (kandidat potensial) oleh para pengamat. Bergoglio kalah beken ketimbang Uskup Agung Milan Kardinal Angelo Scola hingga kardinal dari Amerika Serikat, Timothy Dolan dan Sean O"Malley.

Dari Argentina, kardinal yang disebut sebagai kandidat kuat justru Leonardo Sandri. Nama Bergoglio pun tak ada dalam analisis Matthew Bunson, editor Almanak Katolik dan penulis We Have a Pope! Benedict XVI. Dikutip ABCNews, Bunson merilis daftar 19 kardinal yang bakal mengganti Paus Emeritus Benediktus XVI.

Meski mengejutkan, sosok Paus Fransiskus dipandang tepat memimpin gereja pada saat ini. Dia adalah orang di luar lingkaran birokrasi Vatikan. Nyaris seumur hidupnya dia abdikan sebagai pastor ordo Jesuit (Serikat Jesus), tarekat yang terkenal lewat militansi, disiplin, semangat pelayanan, dan penyebaran misi para pastornya.

Sebagai orang luar, Paus Fransiskus dipandang pas untuk membersihkan intrik-intrik dan skandal keuangan yang mengguncang Vatikan. Termasuk, salah satunya, buruknya manajemen bank Vatikan.

Sebagaimana Benediktus XVI, Paus Fransiskus disebut sebagai orang ortodoks di bidang teologi dan konservatif di bidang sosial. Dia menentang keras pernikahan gay di Argentina, memperjuangkan nilai-nilai keluarga, dan advokat bagi orang-orang miskin. Di lingkungan internal gereja, kehadiran Paus Fransiskus dipandang bisa meredam skandal semacam pelecehan seksual yang dilakukan para pastor. "Dia adalah orang terbaik untuk memimpin gereja," kata Kardinal Thomas Collins, uskup agung Toronto.

Terpilihnya Paus Fransiskus tentu menggembirakan warga Amerika Latin. "Orang Amerika Latin lebih terbuka. Orang Eropa sangat tertutup. Ini sangat bermakna bagi kami, warga Amerika Latin," ujar Ana Solis, perempuan 75 tahun, di depan Katedral Santiago, Cile. Berdasar catatan, Amerika Latin adalah rumah bagi 42 persen di antara 1,2 miliar umat Katolik dunia.
 
Di Buenos Aires, warga pun tak kalah girang. Selain berdoa dan berkumpul bersama di gereja-gereja, warga saling berbagi cerita. Terutama soal betapa sederhananya sosok Padre Jorge, panggilan akrab Kardinal Bergoglio di Argentina. "Saya pernah satu bus dengan dia. Kami berbicara banyak. Tentang kemiskinan, tentang gereja," ujar Jose Luiz, warga di depan Katedral Metropolitan Buenos Aires.

Ya, Kardinal Bergoglio memang cukup "aneh". Sebagai seorang uskup agung, dia seharusnya punya hak tinggal di sebuah katedral yang megah. Namun, Bergoglio lebih memilih tinggal sendiri di sebuah apartemen sederhana. Di situ, dia memasak sendiri, naik bus saat memberikan pelayanan, dan kerap mengunjungi orang-orang miskin di sekitar Buenos Aires.

Sifat sederhana itu tampak pada nama Fransiskus yang dia pilih sebagai nama kepausan. Nama tersebut merujuk pada Santo Fransiskus Asisi, anak saudagar kaya di Asisi, Italia. Tapi, Fransiskus Asisi meninggalkan segala kekayaannya, mendirikan biara, dan hidup sebagai orang miskin.

Presiden AS Barack Obama dalam ucapan selamatnya menyebut Paus Fransiskus sebagai "pahlawan bagi orang-orang miskin dan orang yang paling sederhana di antara kita".

Pastor Thomas Reese, penulis Inside the Vatican, mengatakan, "Kalau dia menerapkan gaya hidup sederhana ini di hidup kepausan, pasti semua akan shocked. Dia bukan tipe orang yang ingin memakai baju sutra dan perhiasan bulu."

Kesederhanaan Paus Fransiskus sudah tampak saat dia muncul di balkon Basilika Santo Petrus, sejam setelah asap putih mengepul. Sebelum secara resmi memberikan berkat kepausan urbi et orbi (bagi kota dan dunia), dia justru minta umat mendoakannya. Di depan umat, Paus Fransiskus juga bercanda.

"Seperti Anda ketahui, tugas konklaf adalah memilih uskup Roma (yang otomatis menjadi paus, Red). Dan sepertinya, saudara-saudara saya, para kardinal, harus mencari sampai ke ujung dunia," katanya.

Sikap bersahaja itu masih tampak kemarin ketika Paus Fransiskus menyetir sendiri mobilnya (bukan mobil kepausan) untuk mengambil barangnya di sebuah penginapan yang ditinggalkan selama konklaf. Setelah itu, dia juga mengunjungi sebuah gereja dan berdoa di depan ikon (gambar) Bunda Maria seperti peziarah lainnya. Misa pelantikan Paus Fransiskus diselenggarakan pada 19 Maret pekan depan. (Reuters/AP/c5/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paus Francis I: Pulau Malvinas Milik Argentina

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler