VATIKAN - Saat memberikan kotbah terakhirnya Rabu (27/2), Paus Benediktus XVI sempat mengingat-ingat kejadian delapan tahun silam saat dirinya terpilih menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik. Pengganti Paus Yohanes Paulus II itu bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar menginginkannya. Namun dia pun siap menjalan semua tugas yang diberikan kepadanya,
"Ini adalah beban besar bahwa anda telah ditempatkan pada bahu saya," kenangnya. Namun sekarang dirinya telah mantab menyatakan untuk mundur dari tugas pelayanan kepausan karena faktor usia dan kesehatan.
Dia pun tak luput memberikan sedikit wejangan bagi siapapun nanti yang akan terpilih menjadi penggantinya. "Siapapun yang terpilih, dia tidak lagi memiliki privasi. Dia sepenuhnya milik semua orang dan semua gereja," imbuh Paus berusia 85 tahun itu.
Ya, setelah paus mundur, Vatikan akan segera melaksanakan konklaf atau pemilihan Paus baru dimana pemilik suaranya adalah para kardinal di dunia. Bahkan, juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan kemungkinan besar Paus Benediktus segera menerbitkan dekrit yang isinya mempercepat pelaksanaan konklaf.
"Paus tengah mempertimbangkan sebuah Motu Proprio (dekrit) untuk memperjelas sejumlah aspek tertentu terkait konklaf," kata Federico. (mas/jpnn)
"Ini adalah beban besar bahwa anda telah ditempatkan pada bahu saya," kenangnya. Namun sekarang dirinya telah mantab menyatakan untuk mundur dari tugas pelayanan kepausan karena faktor usia dan kesehatan.
Dia pun tak luput memberikan sedikit wejangan bagi siapapun nanti yang akan terpilih menjadi penggantinya. "Siapapun yang terpilih, dia tidak lagi memiliki privasi. Dia sepenuhnya milik semua orang dan semua gereja," imbuh Paus berusia 85 tahun itu.
Ya, setelah paus mundur, Vatikan akan segera melaksanakan konklaf atau pemilihan Paus baru dimana pemilik suaranya adalah para kardinal di dunia. Bahkan, juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan kemungkinan besar Paus Benediktus segera menerbitkan dekrit yang isinya mempercepat pelaksanaan konklaf.
"Paus tengah mempertimbangkan sebuah Motu Proprio (dekrit) untuk memperjelas sejumlah aspek tertentu terkait konklaf," kata Federico. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Dua Hari, Oposisi Syria Bidik Akademi Polisi
Redaktur : Tim Redaksi