jpnn.com, JAKARTA - Para fungsionaris Taekwondo Indonesia (TI) dari berbagai daerah menyerukan adanya penyegaran dan perombakan kepengurusan di tingkat pusat atau pengurus besar (PB).
Seruan itu didasari anggapan bahwa Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) di bawah kepemimpinan Thamrin Marzuki tidak menjadi organisasi yang baik dan mampu menorehkan prestasi gemilang.
BACA JUGA: Agenda PBTI Dicurigai, Manuver Menjelang Munas Taekwondo Dikritisi
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) TI Maluku Hengky Ricardo menyatakan sebenarnya pihaknya sangat berharap kepemimpinan Thamrin di PBTI periode 2019-2023 membawa kebaikan.
“Namun, kenyataan yang kami lihat, yang pertama situasi dan kondisi internal organisasi itu sangat memprihatinkan,” ujar Hengky dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (24/8).
BACA JUGA: Zulkifli Tanjung Kritisi Adanya Manuver Menjelang Munas Taekwondo Indonesia
Hengky menjelaskan TI membutuhkan perbaikan. Menurut dia, ada banyak kebijakan PBTI yang tidak melalui alur-alur organisasi.
Lebih lanjut Hengky menuturkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBTI mengatur soal pembuatan kebijakan organisasi seharusnya melalui sinergi dengan pengprov.
BACA JUGA: Kejutan! Peraih Olimpiade Tokyo 2020, Wang Yi Lyu Putuskan Gantung Raket
“Ada peraturan organisasinya,” katanya.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Pengprov TI Riau Jili Wulandari menyoroti capaian PBTI. Dia menyoroti kegagalan tiga atlet taekwondo nasional berlaga di babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sebagai bentuk .
Ketiga atlet itu ialah Adam Yazid Ferdiansyah, Mariska Halinda, dan Muhammad Basam Raihan. Meski sudah tiba di Yordania untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo, ketiga atlet itu tidak bisa berlaga karena persoalan administrasi yang menjadi urusan PBTI.
"Atlet-atlet kita yang sudah mempersiapkan diri secara maksimal, misalnya per bulan, per tahun, mereka ingin cita-cita untuk juara di Olimpiade, ternyata tidak bisa (bertanding), sehingga itu salah satu yang kami sayangkan," ujarnya.
Jili juga menyodorkan catatan lain tentang capaian Timnas Taekwondo Indonesia pada tiga SEA Games. Di SEA Games 2019 Filipina, Indonesia hanya mendapatkan 2 medali perak dan 8 perunggu dari cabor taekwondo.
Adapun pada SEA Games 2021 di Vietnam, taekwondo Indonesia menyumbang 1 emas, 2 perak, dan 9 perunggu. Terakhir, tim taekwondo Indonesia menyabet 1 emas, 4 perak, dan 4 perunggu pada SEA Games 2023 di Kamboja.
"Kami di pengprov menilai prestasi yang diperoleh pada saat itu (SEA Games 2019-2023) masih jauh dari yang kami harapkan. Pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia itu ditakuti di Asia untuk taekwondo,” katanya.
PBTI akan menggelar musyawarah nasional atau munas di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 4 September 2023.
Salah satu agenda utama Munas PBTI 2023 ialah memilih ketua umum untuk periode 2023-2027.
Thamrin Marzuki diyakini masih akan mempertahankan posisinya. Namun, ada pula kandidat lain, yakni Letjen TNI Richard Tampubolon.(dkk/jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentolan Pengprov Taekwondo Berdiskusi, Sepakat Dukung Letjen Richard di Munas PBTI
Redaktur : Antoni
Reporter : Muhammad Amjad