jpnn.com, PALEMBANG - Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi mendampingi kunjungan Special Reporter (SR) Dewan HAM PBB Hilal Ever ke Palembang, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.
Kedatangan SR untuk mendorong upaya pemantapan dan pemenuhan hak atas pangan di tingkat nasional, regional dan international.
BACA JUGA: Sinergi Pengentasan Kemiskinan, Kementan - BKKBN Segera MoU
Selain itu juga, mengidentifikasi hambatan pemenuhan hak atas pangan, untuk memberi rekomendasi mengenai upaya progresif pemenuhan hak atas pangan, serta isu mengarusutamakan perspektif gender yang bekerjasama dengan seluruh negara dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam rangkaian kegiatan juga dilakukan kunjungan ke lokasi panen padi lahan pasang surut di Desa Mulyiasari dan Desa Banyu Urip, Kec. Tanjunglago, Kabupaten Banyuasin.
BACA JUGA: Badan Ketahanan Pangan Fokus ke 100 Desa dan 10 Kabupaten
Lahan pasang surut seluas 1310 hektar yang di kelola Gapoktan Diyaning Hurip telah mengalami peningkatan penghasilan petani yang dahulu nya Rp. 1,5 -2 juta/ hektar dengan produktivitas hanya 4 ton/hektar.
Namun, dengan adanya bantuan pemerintah pada 2013 maka penghasilan bersih telah mencapai Rp.20 hingga Rp.50 juta dengan produktivitas tidak kurang dari 6-8 ton per hektar.
BACA JUGA: Badan Ketahanan Pangan Ingin Ulangi Prestasi 2017
Selanjutnya kunjungan dilakukan ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Tani yang memiliki usaha olahan pangan seperti keripik pisang, ubi kayu, ubi jalar dan tempe.
Selain itu ada juga yang mengelola industri pangan rumahan, toko, simpan pinjam, peternakan dan RMU.
Hilal Elver mengapresiasi produk produk yang dihasilkan KWT, karena menunjukkan partisipasi wanita dalam kegiatan pertanian dan industri rumah tangga dalam mendorong usaha ekonomi rumah tangga.
"Product Banana chips and sweet potato chips from Group of Women Farmer Mandiri (KWT Mandiri) is Good, Very Nice" kata Hilal.
Sementara itu Agung Hendriadi mengatakan emberdayaan Kelompok Wanita Tani ini sangat penting dalam membangun ketahanan pangan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan.
"Para wanita yang tergabung dalam KWT ini berperan penting dalam membangun ketahanan pangan keluarga, karena mereka inilah yang menyediakan pangan berkualitas bagi keluarganya," kata Agung.
Dengan jumlah anggota sebanyak 1100 orang, KWT Mandiri yang telah berdiri sejak tahun 2009 ini telah memiliki aset senilai 8 milyar dengan omset Rp.400- Rp.500 juta per bulan. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot UMKM untuk Tingkatkan Pengelolaan Pangan Lokal
Redaktur & Reporter : Natalia