Ketua komite dekolonisasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) telah menolak laporan petisi rahasia yang menuntut referendum bebas untuk kemerdekaan di Papua Barat.
Koordinator Gerakan Pembebasan Papua Barat, Benny Wenda, mengatakan kepada pers bahwa 1,8 juta orang Papua Barat telah menandatangani petisi rahasia -yang ditandatangani dari rumah ke rumah dan dari desa ke desa di seluruh provinsi -itu.
BACA JUGA: Khawatir Letusan Gunung Agung, Kota Amed Ditinggal Turis
Dalam laporan tersebut, Benny Wenda mengatakan bahwa ia mengajukan petisi itu kepada Komite Khusus untuk Dekolonisasi PBB.
Tapi dari New York, ketua komite tersebut -Rafael Ramirez -mengatakan, tidak ada petisi yang diterima dan laporan -yang pertama kali dimuat di surat kabar The Guardian, itu adalah sebuah manipulasi.
BACA JUGA: Australia Selatan Siapkan Rp 4,7 M Dorong Produksi Nanosatelit
"Beberapa orang mencoba menggunakan saya dan mencoba memanipulasi atau apapun," kata Ramirez.
"Saya khawatir karena beberapa orang mencoba menggunakan saya sebagai propaganda."
BACA JUGA: Kontroversi Penampilan Macklemore di Grand Final NRL
Ramirez mengatakan bahwa Papua Barat tidak menjadi agenda komite dan pihaknya memiliki hubungan yang sangat baik dan kuat dengan Indonesia.
"Indonesia adalah sahabat kami yang sangat baik," sebutnya.
Pemerintah Indonesia mengecam laporan petisi tersebut dan mengatakan bahwa petisi itu adalah aksi politik tanpa kredibilitas.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tindak Kriminal Menurun di Victoria Pertama Kali Dalam Enam Tahun