JENEWA – Komisi HAM PBB merilis hasil investigasi terkait represi pemerintah Syria atas demonstran kemarin (12/9)Menurut lembaga itu, sedikitnya 2.600 orang tewas akibat bentrok oposisi dan pemerintah selama krisis politik dan kerusuhan sejak pertengahan Maret lalu
BACA JUGA: Pipa Minyak Meledak, 120 Tewas Terpanggang
Meski begitu, Presiden Bashar al-Assad tidak mengendurkan represi atas oposisi dan warga sipil anti pemerintah.’’Temuan kami di lapangan menyatakan bahwa krisis politik yang disertai bentrok selama enam bulan terakhir telah merenggut sedikitnya 2.600 nyawa,’’ kata Komisioner HAM PBB Navi Pillay kemarin
Hingga kini, rezim Assad masih tidak memberikan akses kepada tim HAM PBB untuk meninjau langsung kondisi kota-kota di Syria yang bergolak
BACA JUGA: SBY Optimis Bisa Diselesaikan di Tingkat Asean
Tapi, Pillay yakin bahwa laporan dari para sumber PBB bisa dipercaya.Dalam pertemuan tiga mingguan yang dihelat di Jenewa, Swiss, bulan lalu, Pillay mengatakan bahwa jumlah korban tewas berkisar 2.200 jiwa
BACA JUGA: Indonesia-Thailand Sepakat Cegah Illegal Fishing
’’Kondisi Syria sangat memprihatinkanTapi, Assad tetap melanjutkan aksi militernya,’’ sesal diplomat perempuan asal Afrika Selatan (Afsel) itu.Terus bertambahnya korban tewas di Syria itu menuai reaksi dari PrancisKementerian Luar Negeri (Kemenlu) Prancis menganggap PBB telah gagal menyampaikan pesan secara tegas kepada SyriaPrancis menilai kegagalan PBB untuk menghentikan represi di Syria itu sebagai skandal’’Sampai kapan dunia internasional berlagak bodoh dan menutup mata terhadap aksi kriminal seperti ini,’’ kata Jubir Kemenlu Prancis Bernard Valero.
Sebelumnya, Prancis bersama Inggris, AS, Jerman, dan Portugal telah menyusun draf resolusi untuk SyriaTetapi, saat diajukan ke Dewan Keamanan (DK) PBB, draf itu justru ditentang keras Tiongkok dan Rusia’’Saya rasa, sanksi yang diberikan AS dan Eropa belum lama ini sudah lebih dari cukup untuk menekan Syria,’’ kilah Presiden Tusia Dmitry Medvedev
Menurut dia, Syria tak butuh lebih banyak sanksiDia khawatir, tekanan yang terlalu keras justru akan membuat rezim Assad lebih beringas
Sebaliknya, Prancis menganggap tekanan lebih tegas diperlukan untuk membuat Assad tak berkutik’’Saya rasa, rezim (Assad) telah kehilangan legitimasinyaSudah terlalu terlambat untuk menerapkan reformasi,’’ kata Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe(AFP/AP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Dukung Teritorial Thailand
Redaktur : Tim Redaksi