jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menyoroti disparitas harga pangan.
Seperti harga bawang merah dan cabai yang cukup jauh antara harga di tingkat petani dengan konsumen.
BACA JUGA: Mentan Amran Dinobatkan jadi Bapak Jagung Nasional
“Banyak umat menanam cabai dan bawang merah. Harga di petani hanya Rp 8.000 per kilogram, tapi di konsumen sangat tinggi mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram,” ujar Said dalam acara "Road To Pesantren Agro" yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal serta beberapa Bank BUMN di Gedung PBNU, Senin (19/3).
Menurut Said, disparitas harga di atas merupakan faktor yang menyebabkan ummat selalu berada di garis kemiskinan. Pasalnya, banyak biaya yang mereka keluarkan saat menanam, namun saat panen dihadapkan dengan harga jual yang cukup rendah sehingga dipastikan rugi.
BACA JUGA: Aceh Terus Upayakan Peningkatan Pangan
“Solusinya, tata kelola perdagangan pangan harus diperbaiki. Rantai pasok pangan dari petani ke konsumen harus dipangkas sehingga harga di petani tidak jatuh dan harga di konsumen tidak terlalu tinggi. Ini harus dilakukan agar upaya mensejahterakan ummat benar-benar terwujud,” tegasnya.
“Karena itu NU terus mendorong pemerintah agar terus bekerja keras memakmurkan masyarakat Indonesia. Kerja keras untuk masyarakat tentu memberikan dampak positif untuk masyarakat,” sambungnya.
BACA JUGA: Harga Pangan Stabil, DPD Apresiasi Mentan Andi Amran
Di sisi lain, Said mengakui kebijakan pangan di bidang produksi saat ini mampu menyentuh masyarakat yang paling kecil dan bawah. Problem strategi ini memang tidak mudah namun harus tetap ditemukan. Tantangan yang tidak sederhana karena manfaatnya akan dirasakan masyarakat luas.
"Pemerintah sudah lama mencari pola efektif membangun masyarakat. Pak Amran sudah mulai menemukan caranya. Bismillah, teruskan dan semoga Bapak selalu dalam ridha Allah," kata Kiai Said sambil menepuk tangan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman yang ada di sampingnya.
Tahun ini Kementan kembali bekerjasama dengan PBNU. Said Aqil menilai langkah terobosan Mentan ini sudah lama ditunggu masyarakat petani.
“Sektor pertanian selalu dikalahkan situasi dan kondisi. Mereka sudah lama tertindas namun masih tegar menggeluti profesinya. Saya senang melihat kerja konkret yang berpihak. Petani butuh air, disiapkan, begitu pun butuh traktor dikasih, butuh benih dibantu. Inilah fungsi pemerintah yang efektif," imbuh Kiai Said.
Adapun tujuan kerja sama Kementan dengan PBNU untuk meningkatkan kesejahteraan ummat, mengentaskan kemiskinan dan mendorong ekspor. Ke depan, kerja sama ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Kalau ingin pertumbuhan ekonomi kuat, kita dorong ekspor dan investasi. Ekspor naik, investasi akan ikut bergerak. Karena akan berdiri pabrik-pabrik di daerah-daerah. Sekarang ini ada pembangunan gudang kapasitas 3 juta ton di seluruh Indonesia. Ini salah satu upaya nyata memotong rantai pasok, harga di petani tidak jatuh ketika panen,” jelas Amran.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teknologi Ini Bisa Bangunkan Lahan Tidur di Indonesia
Redaktur & Reporter : Yessy