jpnn.com, SURABAYA - PDAM Surya Sembada Kota Surabaya menyebutkan fenomena perubahan iklim berdampak pada debit air di hulu sumber sungai.
Direktur Operasional PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Nanang Widyatmoko mengatakan sumber air baku PDAM Surya Sembada yang berasal dari Sungai Brantas mengalami penurunan debit air.
BACA JUGA: Berkunjung ke Desa Pambotanjara, Mensos Risma Janji Carikan Sumber Air Bersih Terdekat
Oleh karena itu, perubahan di hulu sungai ini memerlukan perhatian dari seluruh lapisan untuk menjaga lingkungan di hulu sampai hilir sungai.
“Menjaga kualitas air konsumsi masyarakat di tengah ancaman perubahan iklim juga menjadi perhatian PDAM Surya Sembada Kota Surabaya,” kata Nanang, Minggu (28/7).
BACA JUGA: Water Treatment Plant Jadi Sumber Air Bersih di Daerah Terdampak Kekeringan
Nanang menyebutkan, sampai saat ini, kapasitas air masih mencukupi kebutuhan warga Surabaya.
Namun, menyusutnya air di hulu menyebabkan pintu air di Jagir yang biasanya dibuka lebar harus direm untuk menjaga debit air.
BACA JUGA: Gardu Ganjar Merenovasi Sumber Air dan Pemandian Warga di Pandeglang
Hal itu menyebabkan aliran air tidak deras seperti normalnya, dan mempengaruhi cara pembersihan polutan hingga emapt kali sampai airnya layak digunakan masyarakat.
"Penurunan debit air sehingga kadar polutan semakin tinggi. Ini memaksa kami melakukan upaya ekstra dalam pengolahan air," ungkapnya.
Melihat kondisi tersebut, maka cara pengolahan air membutuhkan biaya yang lebih besar. Utamanya untuk bahan kimia dan listrik.
"Jika warga bisa berhemat dalam penggunaan air, kami juga tidak perlu memproduksi air dalam jumlah yang banyak, yang tentunya akan mengurangi beban biaya pengolahan," pesannya.
Sementara, untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim agar tidak meluas, PDAM menjalankan program penanaman bibit pohon di Sumber Air Plintahan Pasuruan untuk menjaga kecukupan debit air.
Nanang bilang kegiatan penghijauan di sekitar sumber air baku ini merupakan agenda rutin.
Ada sekitar 30 bibit pohon yang ditanam hari ini. Jenis tanaman itu dipilih karena banyak dibudidaya oleh warga sekitar.
Selain itu, tanaman itu juga dipilih karena bisa menopang sumber air, dan hasil panennya bisa dimanfaatkan.
"Ada dua hal yang kami harapkan dari masyarakat. Pertama, mohon untuk tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai-sungai, termasuk Kali Surabaya, karena itu merupakan sumber bahan baku untuk PDAM. Kedua, kami berharap warga Surabaya bisa lebih hemat dalam menggunakan air," tandas Nanang.
Diketahui, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya memanfaatkan sumber air Brantas untuk kebutuhan masyarakat dengan debit 12.000 liter per detik, Plintihan Pasuruan 300 liter per detik dan Umbulan sekitar 700 liter per detik. (mcr23/jpnn)
Redaktur : Natalia
Reporter : Ardini Pramitha