jpnn.com, JAKARTA - Nilai produk domestik bruto (PDB) perikanan pada semester pertama 2019 mencapai Rp 62,31 triliun.
Jumlah itu naik 0,94 persen dibanding tahun lalu yang besarnya mencapai Rp 58,97 triliun.
BACA JUGA: Bu Susi Ungkap Perputaran Uang di Level Bandar dan Tengkulak, Wouw
Tren positif tersebut seperti efek domino. Produk ekspor perikanan tanah air ikut melonjak, khususnya lobster.
BACA JUGA: Kontribusi Pajak UMKM Belum Signifikan
BACA JUGA: Doa - Doa Untuk Bu Risma, Termasuk dari Susi Pudjiastuti
Lobster merupakan komoditas ekspor kedua terbesar setelah kepiting. Jumlah ekspornya melonjak lebih dari satu juta ekor.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina mengatakan, angka tersebut merupakan buah kerja keras mengatasi aksi penyelundupan benih lobster (BL).
BACA JUGA: Ha ha ha... Bu Susi Mengaku Punya Panggilan Paus
Sejak 2014 hingga Juni 2019, BKIPM KKP mencatat telah sukses menggagalkan 257 kasus dengan 8,6 juta ekor BL yang berhasil diamankan.
Jumlah tersebut senilai Rp 1 triliun. Umumnya, aksi penyelundupan dilakukan melalui bandara dan pelabuhan.
”Kami terus berupaya meningkatkan pengawasan melalui pintu masuk lainnya. Mengikuti modus yang berkembang,” kata Rina.
Produk perikanan Indonesia kini sudah diterima di 157 negara. Vietnam, Taiwan, Singapura, Tiongkok, dan Malaysia merupakan lima besar negara dengan jumlah ekspor terbesar.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, loster adalah produk perikanan yang paling digemari di pasar global.
Indonesia menjadi sasaran lantaran memiliki jumlah yang melimpah di lautan. Tak ayal banyak perusahaan asing melakukan berbagai cara untuk mencuri.
Mereka memilih BL yang masih hidup. BL diselundupkan lalu dibudidayakan di negara para pencuri.
”Perputaran uangnya di level bandar dan tengkulaknya ini bisa Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun per tahun,” ujar perempuan asal Pangandaran itu.
Susi juga mengimbau para pelaku perikanan tanah air tidak melupakan budidaya dan pelestarian BL.
”Profesi nelayan akan punah kalau ikannya punah dan lingkungannya hancur. Jadi, harus kreatif tapi arif (bijaksana) dan aplikatif,” tegas menteri 54 tahun itu. (han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Volume Ekspor Hasil Perikanan Sulsel Meningkat Tajam
Redaktur & Reporter : Ragil