PDIP Ajak Masyarakat Ambil Hikmah dan Spirit Bung Karno Melalui Pertunjukan Wayang

Sabtu, 08 Juni 2024 – 22:33 WIB
DPP PDI Perjuangan menggelar pertunjukan wayang bersama Dalang Ki Warseno Slank dan Ki Amar Pradopo dengan Lakon "Pandu Swargo" di pelataran Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (8/6) malam. Foto: PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan sambutan dalam acara pertunjukan wayang bersama Dalang Ki Warseno Slank dan Ki Amar Pradopo dengan Lakon "Pandu Swargo".

Acara ini berlangsung di pelataran Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (8/6) malam.

BACA JUGA: PDIP Tak Setuju Pemilihan Melalui MPR, Hasto Singgung Pidato Megawati Pas Rakernas

Dalam sambutannya, Hasto mengatakan wayang mengajarkan berbagai nilai kehidupan serta falsafah bangsa sebagaimana diajarkan Proklamator RI Ir Soekarno atau Bung Karno.

"Jadi, bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian maka wayang sekali lagi mengajarkan berbagai nilai-nilai kehidupan dan itulah menjadi bagian dari falsafah bangsa yang digali oleh Bung Karno melalui Pancasila yang disampaikan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945," ujar Hasto.

BACA JUGA: Hasto Ungkap PDIP Berkomunikasi ke PKB & PPP Buat Usung Kandidat Pilgub Jateng 2024

Hasto lantas mengingatkan kembali perjalanannya bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke Kota Ende, Nusa Tenggara Timur pada 1 Juni 2024 lalu.

Ende menjadi tempat pengasingan Bung Karno sejak tahun 1934-1938. Di tempat pengasingan yang terletak di Pulau Flores itu, Bung Karno banyak merenung di sebuah taman. Di bawah pohon sukun di taman tersebut, hasil perenungan Bung Karno adalah Pancasila.

BACA JUGA: Ogah Dukung Bobby Nasution di Pilkada Sumut, PDIP Yakin Kalahkan Menantu Jokowi Itu

“Seorang Bung Karno kalau mau hidup mudah dengan gelar insinyurnya Bung Karno bisa kaya. Tetapi Bung Karno demi kemerdekaan rakyat Indonesia agar bisa merdeka agar bisa bersuara agar bisa berserikat mengatasi hukum-hukum kolonial yang menjajah kehidupan seluruh rakyat Indonesia," kata Hasto.

Di Ende, meski hidup dalam kesulitan, Bung Karno menolak ajakan untuk diselundupkan ke luar dan memilih menyatu dengan rakyat jelata.

“Di Ende itu Bung Karno mengatakan ‘meskipun hidupku sangat susah dan menderita di Ende, tetapi ketika ada orang yang mau mengajak saya untuk diselundupkan ke luar dari Ende, saya lebih memilih menyatu dengan rakyat jelata dengan montir mobil, dengan penjahit, dengan rakyat yang tidak punya pekerjaan, tetapi mereka punya kesetiaan terhadap sahabat perjuangannya’,” kata Hasto mengutip Bung Karno.

Meski dengan berbagai kesulitan, kata Hasto, Bung Karno tetap menegaskan komitmennya untuk tidak meninggalkan Ende, meski harus berkorban.

“Maka Bung Karno kemudian mengatakan, kita harus menyusun kekuatan, karena ketika Belanda menyusun kekuatannya dengan mentega dan keju, kita menyusun kekuatan kita dengan kesadaran rakyat, agar benar-benar menggunakan kedaulatannya untuk bersatu melawan berbagai bentuk kezaliman dari hukum-hukum kolonial itu,” tegasnya.

Hasto menegaskan Bung Karno tidak akan pergi dari Ende. Bung Karno ingin berkorban karena hal itu merupakan cita-citanya.

"Saya tidak akan pergi dari Ende saya datang dengan kepala tegak, maka saya akan keluar dari Ende dengan barisan kepala yang tegak bulat, itu kata Bung Karno,” sambung Hasto.

Dalam peringatan Bulan Bung Karno, yang mencakup 1 Juni Hari Lahir Pancasila, 6 Juni kelahiran Bung Karno, dan 21 Juni wafatnya Presiden Pertama RI itu, Hasto mengajak semua pihak untuk meneladani kehidupan dan perjuangan Putra Sang Fajar.

“Dengan itu, kita punya energi perjuangan yang tidak akan pernah habis, seperti kata Ibu Megawati Soekarnoputri bagikan api perjuangan nan tak kunjung padam," tegasnya.

Hasto juga berharap penonton dapat mengambil hikmah dari cerita wayang "Pandu Swargo" dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Selamat menikmati wayang dengan lakon Pandu Swargo ini semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita wayang itu dan menerapkannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita terima kasih Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Merdeka!” tutupnya. (tan/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Mulai Soroti Pembangunan IKN, Singgung Cara Mengemis ke Investor


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PDIP   wayang   Bung Karno   Megawati  

Terpopuler