PDIP Bisa Menang di Pilkada Bengkalis, dengan Catatan

Jumat, 31 Juli 2020 – 00:14 WIB
Pengamat Politik Riau Fauzi Kadir. Foto: Antara/HO

jpnn.com, PEKANBARU - PDI Perjuangan diingatkan agar cermat dalam mengusung calon dalam pesta demokrasi Pilkada Serentak 2020, terutama menilik daerah yang terbelit kasus korupsi.

Pengamat politik Riau Fauzi Kadir mengatakan, salah satu daerah yang perlu diperhatikan oleh partai berlambang banteng itu adalah Kabupaten Bengkalis.

BACA JUGA: Siapa Berpeluang di Pilkada Surabaya?

"Kontestasi Pilkada serentak di Bengkalis menjadi momentum strategis bagi PDI Perjuangan untuk menang sekaligus menciptakan sejarah. Kan PDI Perjuangan selama ini belum pernah punya bupati di Bengkalis. Tetapi harus mengusung calon yang bersih dan terbebas dari jeratan kasus korupsi. Warga Bengkalis sudah muak dengan kasus korupsi," kata Fauzi di Pekanbaru, Kamis (30/7).

Bengkalis memiliki sejarah kelam ketika dua Bupati terakhir di Negeri Junjungan itu sama-sama terjebak korupsi. Herlian Saleh, Bupati Bengkalis periode 2010-2015 terjerat korupsi dana bantuan sosial dan divonis sembilan tahun penjara.

BACA JUGA: Pilkada Kepri 2020: Ini Para Kandidat Potensial

Kasus Herlian Saleh bahkan sepaket menyeret Jamal Abdillah, sang ketua DPRD Bengkalis periode yang sama.

Terbaru, Bupati Bengkalis non aktif Amril Mukminin juga masih menjadi pesakitan dalam dugaan korupsi menerima gratifikasi sebesar Rp5,2 miliar dalam proyek tahun jamak pembangunan jalan Sungai Pakning - Duri.

BACA JUGA: Sebegini Komisi yang Didapat Muncikari Artis Vernita Syabilla, Lumayanlah

Amril Mukminin saat ini tengah menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru.

Kasus korupsi tersebut, selain telah menjebloskan beberapa nama pejabat di Bengkalis, juga menyebut nama pimpinan DPRD Bengkalis periode 2014-2019. Sebut saja nama Ketua DPRD Bengkalis Heru Wahjudi. Padahal Heru saat ini sudah mendekam di hotel prodeo karena kasus korupsi dana bantuan sosial.

Nama lain adalah Indra Gunawan Eet. Nama politikus Partai Golkar yang sekarang menjabat Ketua DPRD Provinsi Riau itu, disebut dalam sidang menerima aliran dana dalam kasus Amril. Begitu juga nama Kaderismanto. Nama politikus PDI Perjuangan ini juga disebut oleh saksi dalam persidangan yang menjerat bupati bengkalis non aktif tersebut.

Fauzi mengatakan bahwa berdasarkan survei Lembaga Charta Politika dan Indikator Politik, mengindikasikan partai besutan Megawati Soekarnoputri bisa mendominasi Pilkada Serentak yang dihelat 9 Desember 2020.

Fauzi memaparkan, dalam Pilkada Bengkalis nanti, tidak ada satu pun partai yang bisa mengusung calonnya sendiri, karena tidak memenuhi syarat sembilan kursi.

"Tetapi dengan perolehan 6 kursi di DPRD Bengkalis, PDI Perjuangan lebih mudah membangun komunikasi politik dengan partai lain, bangun koalisi yang mengusung cakada yang bersih dan bebas dari jeratan kasus korupsi, baik masa lalu maupun masa datang. Sekali lagi saya ingatkan, inilah waktunya untuk PDI Perjuangan memimpin Bengkalis," imbuhnya.

Saat ini koalisi partai politik yang sudah muncul dalam Pilkada Bengkalis adalah PAN, PKB, Nasdem, Gerindra dan PBB.

Koalisi ini mengusung pasangan Kasmarni-Bagus Susanto. Kasmarni adalah istri Amril Mukminin. Dalam persidangan suaminya, nama Kasmarni muncul sebagai saksi yang diduga menerima aliran dana senilai Rp 23,6 miliar. Meski belakangan hal itu telah dibantah oleh kuasa hukum Kasmarni, JPU KPKmenyatakan akan membuktikan hal tersebut.

Lalu ada koalisi PKS - PPP yang mengusung nama Abi Bahrum-Herman. Abi Bahrum adalah kader PKS yang sekarang menjadi anggota DPRD Bengkalis. Sedangkan Herman menjabat sebagai Kadis Koperasi Dan UMKM Bengkalis.

Sebelumnya Partai Golkar dikabarkan membangun koalisi dengan Perindo. Koalisi ini mengusung nama Indra Gunawan Eet-Samsu Dalimunthe.

Tetapi kata dia, koalisi ini terancam pecah kongsi pasca-nama Indra Gunawan Eet terseret dalam pusaran korupsi Amril Mukminin. Dalam sidang kasus korupsi itu, ada saksi yang menyebut nama Indra Gunawan kecipratan dana rasuah tersebut.

Pada kesempatan terpisah, pendiri Rumah Nawacita Raya Nainggolan juga mengungkapkan hal senada. Dia mengatakan partai politik seharusnya tidak bertindak sembrono dalam mengusung nama cakada pada Pilkada serentak di Bengkalis.

"Bengkalis yang punya dana APBD hampir Rp4 triliun, sudah terjerembab kasus korupsi dalam dua periode ini. Warga Bengkalis sudah muak dan marah atas perilaku pemimpinnya yang tamak," kata Raya.

Ia menyebutkan, pada periode 2010-2015, nasib Bupati Herlian Saleh juga berujung tragis karena mendekam di penjara akibat korupsi.

"Sekarang kasus mantan bupati Herlian Saleh terulang lagi menjerat Amril Mukminin" paparnya.

Raya meyakini PDI Perjuangan mampu mengusung kandidat yang bersih, yang membawa harapan buat perubahan yang lebih baik bagi Kabupaten Bengkalis. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler