jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan dan Gerakan Pemuda Ansor menggelar pertemuan tertutup selama dua jam di kantor GP Ansor, Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (16/1) malam.
Dari PDI Perjuangan hadir Sekretaris Jenderalnya Hasto Kristiyanto, Muchamad Nabil Haroen, dan Nasyirul Falah Amru. Kedatangan mereka disambut Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut.
BACA JUGA: Hasto: PDI Perjuangan Akan Memelopori Jalan Kemakmuran
Usai pertemuan, Hasto mengaku memaparkan hasil rapat kerja nasional (Rakernas) I PDIP yang dilaksanakan pada 10-12 Januari lalu. Di dalam Rakernas itu, PDIP mendorong sebuah konsep Haluan Negara yang berakar dari kepribadian bangsa.
"Intinya seluruh gerakan Indonesia Maju harus berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana ini relevan bagi anak muda. Maka itu kami sampaikan ke GP Ansor," kata Hasto.
BACA JUGA: Hasto Kristiyanto: Ketika KPK Mengundang, Saya Akan Datang
Menurut Hasto, penguasaan ilmu pengetahuan sejalan dengan pesan dari Proklamator RI Bung Karno, pendiri bangsa yang juga inspirasi bagi PDI Perjuangan.
"Bung Karno mengatakan Islam harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengejar ketertinggalannya. Ternyata ini diterima baik oleh Ansor karena sebenarnya kami ini saudara sekandung sejak perjuangan berdirinya Indonesia," ujar Hasto.
BACA JUGA: Ini Jabatan PNS yang Tidak Kena Perampingan Birokrasi
Gus Yaqut menyatakan, pihaknya menerima banyak ilmu lewat pertemuan dengan Hasto bersama jajarannya. Khususnya mengenai kebangsaan dan peradaban.
"Kami mendapat inspirasi membangun kembali peradaban Indonesia yang dulu pernah maju," katanya.
Menurut Gus Yaqut kebersamaan PDIP dengan NU bukanlah isapan jempol. Sebab, keduanya seakan selalu diikat oleh rasa senasib sepenanggungan yang kuat.
Misalnya, kelompok Nasionalis dan NU selalu menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok yang tak memiliki jejak sejarah bangsa ini. Ada saja kelompok yang mengadu domba Islam, dalam hal ini NU, dan kelompok Nasionalis seperti PDIP.
"Malam ini menjadi penguatan komitmen agar itu tak terjadi. Kami rasakan betul itu. Selama ini Islam dibenturkan dengan Pancasila. Kami sepakat menyelesaikan ini lewat kerja bersama," kata Yaqut.
Hasto mengakui bahwa pertemuan ini menghasilkan sebuah komitmen bekerja sama dalam kaderisasasi kepemimpinan bersama. "Ini penting karena tulang punggung ke depan adalah kaum muda Indonesia. Dari dulu sejarah sudah menunjukkan kebersamaan Nasionalis dan NU," kata Hasto.
Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Gus Nabiel Haroen, menambahkan, sebagai warga NU dan anggota Fraksi PDIP, dirinya sudah merasa partai itu sebagai rumah sendiri.
"Saya merasa di PDI Perjuangan itu seperti di rumah sendiri, bukan di rumah orang lain," kata Gus Nabil.
Gus Nabiel memastikan komitmen yang dilakukan PDIP dan Ansor itu komitmen konkret. Secara ideologis, kata dia, takkan berbenturan. "Sebab, kami sama-sama memiliki bingkai kebangsaan. Jadi, yang biasa menganggu kami juga sama," ujarnya. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan