PDIP dan Golkar Masih Unggul Seperti Pemilu 2019

Rabu, 02 November 2022 – 12:02 WIB
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di Jakarta, Jumat (21/10/2020). Foto: Dok.Partai Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan tertinggi disusul Partai Golkar dibandingkan partai politik lainnya.

Kedua partai ini sudah mendapatkan dukungan di atas 10 persen.

BACA JUGA: Elektabilitas Turun, Golkar Dinilai Masih Bekerja Setengah Hati

Jika pemilu dilakukan pada saat survei dilakukan, maka PDIP mendapatkan dukungan sebesar 20.9 persen sedangkan Golkar meraih 14.5 persen.

Di tempat ketiga ada Gerindra dengan  dukungan sebesar 9.8 persen. Selanjutnya, PKS dengan dukungan sebesar 8.3 persen, PKB sebanyak 5.9 persen, dan Demokrat dengan dukungan sebesar 5.4 persen.

BACA JUGA: Hasil Survei LSI Denny JA, Elektabilitas PDIP Tertinggi Dibanding Parpol Lain

"Kemudian NasDem 3,9 persen, dan ada partai-partai lain seperti Perindo yang kemarin tidak lolos di parlemen mengalami peningkatan sebesar 3 persen," kata peneliti LSI Denny JA Ade Mulyana.

Menurutnya, bila dibandingkan dengan persentase perolehan kursi pileg 2019, hanya PDIP dan Golkar partai yang pernah menang pemilu dengan perolehan yang nyaris sama seperti hasil survei tersebut.

BACA JUGA: Soal Duet Ganjar - Ridwan Kamil, Bima Arya Menghormati Otoritas PDIP

PDIP pada saat pileg 2019 mendapatkan persentase kursi sebesar 22.6%, saat ini berada pada level dukungan 20.9%.

Golkar pada saat pileg 2019 mendapatkan persentase kursi sebesar 14.78%, saat ini pada level dukungan 14.5%.

Partai Demokrat yang pernah menang pileg pada tahun 2009, saat ini berada pada level dukungan 5.4%. Pada pileg 2019 yang lalu, persentase kursi Demokrat mencapai 9.39%.

Dia mengatakan ada dua alasan penyebab PDIP masih unggul saat ini. Pertama, Jokowi masih populer. Jokowi jauh lebih identik dengan PDIP.

Kedua, PDIP menjadi  pahlawan menolak perpanjangan jabatan presiden dan presiden tiga periode.

Publik yang menolak perpanjangan jabatan presiden angkanya mencapai 74.1%. Publik yang menolak presiden 3 periode angkanya mencapai 77.2%.

Dalam hal ini, penolakan PDIP terhadap dua isu tersebut sejalan dengan keinginan rakyat.

Ade menambahkan ada tiga alasan Golkar masih unggul setelah PDIP

Pertama, kepuasan publik terhadap penanganan Covid-19. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap penanganan Covid-19 mencapai angka 76.5%.

Dua aktor utama yang dikenal luas bertanggung jawab atas penanganan Covid-19 adalah Airlangga Hartarto dan Luhut Panjaitan. Keduanya dikenal sebagai tokoh Golkar.

"Alasan Kedua, Golkar masih unggul, publik optimistis ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik. Publik yang menyatakan ekonomi rumah tangga mereka tahun depan lebih baik berada di atas 60%. Menteri Koordinator Ekonomi adalah Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar," sambungnya.


Alasan ketiga, Golkar masih unggul karena partai tersebut dan ketumnya Airlangga Hartato muncul sebagai game changer/trendsetter melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lahirnya KIB mengubah tren politik. (flo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler