PDIP Diminta Hati-Hati Bicara soal Pendanaan Calon di Pilkada

Selasa, 01 September 2020 – 05:06 WIB
PDI Perjuangan. Ilustrasi Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menuding lawan politiknya di Pilkada Surabaya diboncengi kalangan yang ingin menguasai Surabaya. 

Menanggapi hal itu, pengamat politik Pangi Syarwi mengingatkan Hasto agar jangan sampai perkataannya seperti menapuk air di dulang. Menurut Pangi, semua parpol sama soal pendanaan politik, tak terkecuali PDIP.

BACA JUGA: Bu Mega Ingatkan Calon Kada Meniru Jokowi, Jika Menang Tidak Berubah jadi Angkuh dan Pongah

“Hampir semua partai mengalami persoalan klasik yang sama ( dalam hal pendanaan), jangan sampai menampuk air di dulang, memercik muka sendiri. Semua partai lagunya sama, butuh bandar/sponsor dari cukong untuk maju memenangkan pilkada. Karena pembiayaan pilkada kita itu tinggi,” ujar Pangi di Jakarta.

Lebih lanjut, Pangi mengatakan realitas politik di Indonesia memang mamaksa calon kepala daerah harus mau mengeluarkan uang.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Erick Thohir Diganti? Jenderal Andika Langsung Turun Tangan, Novel vs Ruhut

Dia menambahkan, seorang calon kepala daerah tak cukup hanya bermodal janji dan gagasan politik saja.

“Untuk rakyat memilih, butuh uang dan sembako. Kalau hanya jual gagasan dan ide, dibilang calon kepala daerah sinting, bahkan ditertawakan menjadi bahan ejekan dan lelucon politik. Itulah keadaan sekarang dan realitas politik,” imbuh Pangi.

BACA JUGA: Puji Bu Risma, Hasto: PDIP Bersama Rakyat Jaga dan Lindungi Surabaya

Dia mengatakan pendanaan politik yang dari pemodal bisa saja dihentikan dari perpolitikan di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan negara memberikan dana untuk politikus dan melarang pembiayaan dari para cukong.

“Bisa diputus mata rantai soal bantuan cukong dan donatur politik dibatasi untuk pembiayaan pilkada. harus ada bantuan dari pemerintah atau negara sehingga memutus mata rantai cukong yang membiayai kepala daerah,” pungkas Pangi. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler