jpnn.com - JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio memerkirakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal menggandeng partai berbasis massa islam untuk berkoalisi dalam pilpres Juli mendatang.
Dia menduga, PDIP tidak akan berkaolisi dengan Golkar, Gerindra, atau pun Demokrat.
BACA JUGA: Terdakwa Korupsi Alquran Divonis 8 Tahun Penjara
"Di peringkat dua ada Golkar tapi seperti diketahui Golkar memiliki sejarah yang kurang baik dengan PDIP semasa orde baru," kata Hendri dalam acara diskusi di Gallery Caffe TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (10/3).
Di peringkat ketiga, lanjut Hendri, ada Gerindra yang sebelum pileg terus menerus menyerang PDIP. Hal itu disebabkan sentimen yang belum hilang karena perjanjian Batu Tulis.
BACA JUGA: Terlihat Ragu-Ragu, Hakim Tegur Anak Buah Wawan
"Sementara itu di peringkat empat ada Demokrat yang hingga saat ini Ketum PDIP Megawati enggan berbaikan dengan SBY," ujarnya.
Menurutnya, yang paling memungkinkan PDIP akan menggandeng partai Islam yang secara mengejutkan mendulang suara di luar prediksi.
BACA JUGA: KPU Lanjutkan Pengiriman Surat Suara untuk Kabupaten Yahukimo
"Jika memang nantinya akan berkoalisi dengan partai Islam tentunya mereka akan meminta kursi yang sepadan misalkan kursi wakil presiden," imbuhnya.
Hendri juga menjelaskan banyak tokoh yang dianggap mampu mendampingi Jokowi sebagai cawapres seperti Mahfud MD, atau pun Hatta Radjasa dari PAN yang didukung Muhammadiyah.
"Kita patut menunggu langkah PDIP. Jika tidak berkoalisi dengan partai Islam maka Megawati harus melakukan lobi intens dengan partai yang ada di urutan dua sampai empat (Golkar, Gerindra, Demokrat, red)," tandasnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Napi Terorisme di Cipinang Golput
Redaktur : Tim Redaksi