PDIP Diyakini Merugi jika Tak Mencalonkan Jokowi di Pilpres

Senin, 18 Maret 2013 – 08:18 WIB
JAKARTA - Hingga saat ini Joko Widodo belum menyatakan kesiapannya untuk dicalonkannya sebagai Calon Presiden (Capres). Bekas Wali Kota Solo yang akrab disapa Jokowi ini memilih untuk membenahi Jakarta untuk menunaikan janjinya sebagai gubernur DKI Jakarta. 

Namun bagi Board of Advisor, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie, jawaban Jokowi itu justru lebih menguatkan posisinya untuk dicalonkan sebagai Capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Alasannya, politikus PDI Perjuangan itu memberikan kesan memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin yang layak didukung. Apalagi kata dia, Jokowi yang dikenal sederhana dan low profile.

"Justru jawaban-jawaban Jokowi bahwa dia tidak memikirkan capres 2014 dan hanya memikirkan tanggung jawabnya untuk membenahi kota Jakarta adalah pilihan jawaban yang tepat dan benar. Jokowi memang tidak harus memikirkan apalagi mendesain agar dirinya jadi capres 2014," kata Jeffrie di Jakarta, Senin (18/3).

Pernyataan Jeffrie ini berkaitan dengan survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Minggu (17/3). LSI tak memasukkan nama Jokowi sebagai figur Capres karena belum pernah menyatakan kesiapan untuk maju di Pemilihan Presiden 2014. Partainya, PDI Perjuangan juga belum pernah menyatakan dukungan.

Jeffrie mengatakan pada waktunya nanti dukungan kepada akan terus mengalir kepada Jokowi untuk dicalonkan pada Pilpres 2014. Ia meyakini, dukungan itu akan datang secara alamiah dan bergelombang disampaikan oleh rakyat sebelum November 2013.

Keyakinan Jefrie ini didasari pada elektabilitas dan kepopuleran Jokowi yang terus meluas. Dan bagi PDI Perjuangan, ini merupakan kesempatan emas untuk kembali memenangkan Pemilu legislatif bila sebelum Desember 2013 berani menetapkan Jokowi sebagai capres.

"Jokowi effect akan dengan sangat signifikan melambungkan perolehan suara PDI Perjuangan menembus angka 35 persen bahkan lebih tinggi dari perolehan pemilu 1999. Keteguhan dan kegigihan hati Megawati selama ini tampaknya akan berbuah di pemilu 2014," tandas Jeffrie.

Jeffrie menjelaskan sosok Jokowi saat ini diperlakukan secara histeria oleh masyarakat Indonesia dimanapun berada, Jokowi benar-benar telah menghipnotis masyarakat. Menguatnya nama Jokowi dan menjadi daftar capres berdasarkan sejumlah lembaga survei sebelum LSI, telah membuat pertarungan 2014 semakin menarik.

"Jokowi menjadi harapan baru untuk masyarakat. Ini bukan tanpa alasan, karena Jokowi tampil menjadi sosok yang tanggap dan cepat mengatasi persoalan masyarakat," ucap Jeffrie.

Sementara itu, Peneliti Maarif Institute Endang Tirtana mencurigai  survei LSI yang tak memasukkan nama Jokowi sebagai salah satu capres. "Dengan tidak  memasukkan nama Jokowi sebagai capres, menunjukkan ada 'ketakutan dan kegamangan' elit di tingkat nasional. Dan ini mempertegas betapa kuatnya Jokowi sebagai figur capres," ujarnya.

Endang mengatakan merujuk pada hasil survei sejumlah lembaga sebelum LSI, nama Jokowi sudah menguat. Menguatnya nama Jokowi ini adalah fenomena politik yang luar biasa, mengingat Jokowi merupakan sosok baru dalam panggung politik nasional.

Tidak hanya itu, Jokowi juga diakui prestasinya sebagai pemenang ketiga penghargaan walikota terbaik tingkat dunia yang diselenggarakan oleh City Mayor Foundation. Hal ini sudah bisa menjadi bukti bahwa belum berstatus Presiden saja Jokowi sudah mampu mendapatkan perhatian pihak internasional.

"Dalam diskusi-diskusi akademik di negara lain pun juga nama Jokowi mendapatkan respon positif dari para akademisi misalnya  Dr Marcus Mietzner yang mengatakan Jokowi berpeluang memenangi Pilpres 2014," pungkas Endang. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Minta Jokowi Jangan Didorong jadi Capres

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler