"Kalau pidato hanya berupa pengumuman ajakan hemat kenapa harus presiden? Terlalu teknis dan tidak menyeluruh," kata Dewi Aryani, Kamis (31/5).
Ia mengingatkan, sebagai ketua umum Dewan Energi Nasional (DEN) SBY harusnya fokus kepada pembenahan kebijakan energi nasional. "Ingat bahwa sektor energi tidak melulu soal BBM (Bahan Bakar Minyak) tapi menyeluruh dari berbagai sumber energi itu sendiri," katanya.
Dewi mengatakan, berbagai determinan penting harus masuk dalam fokus pembahasan. Misalnya, soal transportasi, industri, sosial politik dan lingkungan hidup. Karenanya, Dewi kata dia, seharusnya pemerintah segera mengkaji penting dan urgensi sektor energi harus menjadi leading sector berbagai kebijakan pembangunan. "Agar berkelanjutan, konstitusional dan benar-benar membawa kesejahteraan rakyat," tegasnya.
Menurut dia, saat ini dalam dokumen negara, Bappenas menyebutkan sektor energi menjadi fokus nomor delapan. "Artinya energi belum dianggap sebagai driven force. Ini amat disayangkan," kata Ketua Harian Pengurus Pusat ISNU itu.
Ia mengingatkan kembali, agar pemerintah berhenti berwacana dan tidak sekadar mengurusi soal pencitraan. Dia mendesak pemerintah segera melakukan revolusi kebijakan sektor energi. "Program penghematan penggunaan BBM hanya menjadi salah satu parsial sektor energi yang bersifat jangka pendek. Sebagai state atau negara tentunya pemikiran berbagai jangkauan waktu yang harus menjadi fokus, yaitu jangka pendek, menengah dan panjang," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siap Impor Converter Kit
Redaktur : Tim Redaksi