PDIP Koordinasi dengan Istana, Hasilnya Revisi UU KPK Ditunda

Senin, 19 Oktober 2015 – 05:05 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kuatnya penolakan publik atas rencana revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat PDI Perjuangan perlu berpikir ulang. Partai pemilik kursi terbesar di DPR RI itu bahkan sudah melakukan koordinasi dengan Presiden Joko Widodo agar menunda revisi atas UU KPK.

Menurut anggota Fraksi PDIP DPR yang juga pengusul revisi UU KPK, Masinton Pasaribu, partainya telah berkomunikasi dengan presiden yang beken dengan nama panggilan Jokowi itu. Hasilnya, PDIP dan Jokowi sepakat untuk menunda revisi UU KPK sebagaimana suara-suara di masyarakat.

BACA JUGA: Setahun Jokowi-JK, PMII: Mana Janji Nawa Cita?

“Kami sepakat bila revisi ditunda dulu saat ini seperti yang kami koordinasikan dengan Presiden Joko Widodo. Partai kami selalu mendengarkan suara rakyat," kata Masinton melalui pesan singkat, Minggu (18/10).

Masinton menegaskan, niat PDIP merevisi UU KPK bukanlah untuk melemahkan komisi antirasuah itu. Sebab, katanya, perbaikan UU KPK justru demi mengutakan upaya pemberantasan korupsi.

BACA JUGA: Bali Akan Dijadikan Pusat dan Penghubung Jalur Pariwisata Indonesia

Anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum itu menambahkan, pemberantasan korupsi dan penguatan KPK juga merupakan keinginan publik. Selain itu, sambung Masinton, KPK juga harus diatur sedemikian rupa agar tidak diselewengkan oleh komisioner maupun pegawainya.

Ia lantas mencontohkan kasus Abraham Samad, ketua KPK nonaktif yang diduga memanfaatkan posisinya untuk memenuhi ambisi politik. Dengan menyandang status sebagai ketua KPK, Samad melobi pihak-pihak tertentu untuk bisa menjadi pendamping Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun lalu.

BACA JUGA: Jong Indonesia Galang Tanda Tangan Dukung Deklarasi Sumpah Pemuda Jilid II

Dan kini, Samad terpaksa nonaktif karena menjadi tersangka kasus pemalsuan dokumen kependudukan. “Di sinilah mengapa revisi UU KPK itu menjadi penting. Ternyata Samad ataupun individu di KPK adalah manusia biasa juga yang punya salah, nafsu dan dosa. Makanya KPK hendak diperkuat agar tak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi," tandasnya.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu. Foto: dokumen JPNN.Com

Hanya saja Masinton mengakui bahwa revisi UU KPK memang tidak bisa dipaksakan berjalan cepat. Sebab, perbaikan UU demi penguatan KPK harus dilakukan secara cermat.

Karenanya, PDIP pun akan menjaring berbagai pendapat demi perbaikan sistem itu. Berdasarkan hasil koordinasi PDIP dengan Jokowi yang juga kader di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu, penundaan revisi UU KPK sekaligus untuk menghimpun berbagai masukan.

“Jadi wajar bila ditunda dulu. Kita komunikasi ke istana (Presiden Jokowi, red) juga demikian," ucapnya.(ara/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebut Jokowi-JK tak Layak Dipertahankan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler