PDIP Minta Buzzer Setop Sebar Fitnah di Medsos

Selasa, 13 Februari 2018 – 22:33 WIB
Hoaks. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Tensi politik mulai memanas menjelang Pilkada Serentak 2018, Pemilu, dan Pilpres 2019.

Hoaks dan berita berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) mulai bertebaran.

BACA JUGA: Siaran Pers Istana Dibikin Hoaks untuk Serang Sri Mulyani

Tidak hanya menyerang personal, isu SARA dan hoaks juga menghantam partai politik.

Salah satunya adalah PDI Perjuangan yang menjadi pendukung utama pemerintah.

BACA JUGA: PDIP Hadapi Hoaks dan Serangan dengan Politik Berkeadaban

“Sebagai partai berkuasa dan pendukung Pemerintah, PDI Perjuangan kerap menjadi korban hoaks yang merugikan. Saat pilkada 2017 beberapa kandidat PDI Perjuangan ‘digembosi’ dengan isu hoaks dan SARA. Itu efektif melumpuhkan,” ujar Nurfahmi Budi Prasetyo, tenaga ahli anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Henry Yosodiningrat, Selasa (13/2).

Fahmi menambahkan, PDIP juga kerap dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

BACA JUGA: Bu Megawati Difitnah Lagi

Menurut Fahmi, isu itu dilempar pihak tidak bertanggung jawab untuk memengaruhi generasi milenial selaku mayoritas user di media sosial yang dikelompokkan sebagai entitas massa mengambang dan kelompok Islam.

“Dari media sosial, arus informasi cepat menyebar hingga ke grup WhatsApp dan dibaca banyak kalangan. Mulai ibu-ibu pengajian, majelis taklim, orang kantoran yang apolitis, dan sebagainya. Setelah itu menjadi obrolan warung kopi yang begitu massif. Hoaks cepat menyebar karena masih rendahnya literasi dan minat baca bangsa kita. Baru baca judulnya, tanpa mengklarifikasi, orang sudah menjustifikasi sebuah isu,” ungkap Fahmi.

Karena itu, dia mengharapkan para pengguna medsos bijak dalam berselancar di dunia maya.

Fahmi menuturkan, isu PDIP bertalian erat dengan PKI juga tidak memiliki dasar kuat.

Dia menyebut Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri merupakan muslimah.

Fahmi menambahkan, Megawati juga anak mantan Presiden Soekarno. Menurut dia, Megawati belajar tentang Islam dari H.O.S. Tjokroaminoto yang merupakan guru dari beberapa pendiri bangsa.

“Selain itu, Soekarno muda banyak berkenalan dan dipengaruhi pemikiran A. Hassan, pendiri Persatuan Islam (Persis). Sekitar 85 persen pengurus PDI Perjuangan muslim. Pemilihnya juga mayoritas muslim. Ada sayap partai Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang concern untuk pemberdayaan umat. Kenapa dengan piciknya bisa menuding PDI Perjuangan itu PKI?,” urai Fahmi.

Dia juga berharap buzzer lawan politik PDIP “berperang” dengan fakta dan data.

“Jangan hobinya membenturkan PDI Perjuangan dengan kelompok Islam, menuding antek PKI-lah, antiIslam, antiulama, dan sebagainya. Jejak digital itu mudah ditelusurin Cyber Crime Bareskrim Polri. Meskipun posting-an dan akun sudah dihapus atau sim card HP dibuang, orang di balik layar pemilik akun penebar fitnah dan hoaks pasti akan segera diciduk. Sudah banyak kasus kejahatan siber yang dituntut hukum,” kata Fahmi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Informasi Miring Bakal Berseliweran Selama Masa Pilkada


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler