jpnn.com - JAKARTA -- Pol-Tracking Institute merilis hasil survei nasional bertajuk 'Prediksi Elektabilitas Partai pada Pemilu 2014: Mengukur Pengaruh Pencapresan Jokowi dan Tone Pemberitaan 15 Media Mainstream pada Masa Kampanye', Jumat (4/4).
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda AR, menjelaskan ada beberapa temuan menarik dari hasil survei ini.
BACA JUGA: KPK Tidak Ingin Dimanfaatkan Untuk Kepentingan Partai Tertentu
Perrtama, berdasarkan temuan riset media monitoring selama musim kampanye 16 Maret-31 Maret 2014, perhatian publik pada berita partai politik didominasi tema pemberitaan parpol di semua jenis media.
"Yakni, kampanye (41,2%), kebijakan politik (14,7 %) dan pencapresan (7,2 %) serta pelanggaran kampanye (6,8 %)," kata Hanta dalam siaran persnya, Jumat (4/4).
BACA JUGA: Temui Iwan Fals, Upaya Jokowi Perbaiki Komunikasi Politik
Hanta melanjutkan, selama kampanye parpol yang paling banyak diberitakan di semua jenis media adalah PDIP (18,1 %), Golkar (13,5 %), Gerindra (10,7 %), PKS (10,4 %), PD (10,3 %).
Seluruh kegiatan riset dan survei dilakukan pada 17-24 Maret 2014 secara serempak di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah sampel 1.200 responden dan 15 media massa mainstream untuk riset media monitoring. Margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
BACA JUGA: Saksi Sebut Idrus dan Setya Pernah Temui Akil
Penarikan sampel survei ini menggunakan metode multi-stage random sampling untuk survei dan purposive sampling untuk riset media monitoring.
Temuan kedua, adalah elektabilitas partai. Hasilnya PDIP berada di urutan pertama, (22,2 %), lalu Golkar (17,2 %), Gerindra (7,3 %), Demokrat (6,6 %), PKB (5,9 %), PKS (5,1 %), Hanura (3.6 %), PPP (3.2%), Nasdem (3.2 %), PAN (2.7%), PBB (0,2 %), PKPI (0,1 %).
Kemudian, riset ini juga menyatakan hasil pemilu 9 April 2014, untuk yang lolos ke parlemen bila menggunakan simulasi kertas suara, hanya 10 partai.
10 partai itu adalah PDIP (28,7 %), Golkar (22,3 %), Gerindra (9,4 %), Demokrat (8,5 %), PKB (7,6 %), PKS (6,6 %), Hanura (4,7%), PPP (4,1%), Nasdem (4,1%), dan PAN (3,5%).
"Sementara, untuk PBB (0,3%) dan PKPI (0,2%) harus berbesar hati, karena belum bisa menempatkan wakil-wakilnya di Senayan," kata Hanta.
Kemudian, untuk partai politik paling ideologis dan programnya jelas adalah PDIP (18,6 %), Golkar (15 %), Gerindra (8.1 %), Demokrat (5,8 %), PKS (5,2 %), PKB (5 %), Hanura (3,6 %), Nasdem (2,6 %), PPP (2,2 %), PAN (2 %), PBB (1,7 %), PKPI (0,1 %), dan Tidak tahu atau tidak menjawab(30,2 %).
Selain itu, partai politik paling dekat dan peduli dengan rakyat adalah PDIP (18,7%), Golkar (14,9 %), Gerindra (7,4 %), Demokrat (6,4 %), PKS (4,8 %), PKB (4,5 %), Hanura (4,4 %), PAN (2,2 %), PPP (2,1 %), Nasdem (1,8%), PKPI (0,1 %), dan PBB (0,1%).
"Partai politik paling bersih dan antikorupsi adalah PDIP (13,4 %), Golkar (10,7 %), Gerindra (7,9 %), PKB (5,6 %), Hanura (3,8 %), Demokrat (3,5 %), Nasdem (3,5 %), PKS (3,4 %), PPP (2,3 %), PAN (2,2 %), PKPI (0,2 %), dan PBB (0,2 %)," jelasnya.
Hanta melanjutkan, dalam elektabilitas capres (top of mind), Jokowi jauh memimpin elektabilitas dengan 34,2 % pemilih dalam pertanyaan terbuka. "Disusul oleh Prabowo 12,4 %, Aburizal Bakrie 8,1 %, dan Wiranto (5,3 %)," ungkapnya.
Ia menambahkan, jika simulasi dengan menggunakan dengan empat capres, yakni Jokowi, Prabowo, Aburizal dan Wiranto, maka akan diperoleh hasil berturut-turut peringkat pertama adalah Jokowi (41,2 %). "Di peringkat berikutnya Prabowo (15,2 %), ARB (12,2 %), dan Wiranto (8,1 %)," ungkapnya.
Lebih jauh dia mengatakan, temuan-temuan dalam survei ini sebenarnya cenderung tetap, bila dalam beberapa waktu ke depan bila tidak ada “tsunami politik” atau “gempa-gempa politik” berskala besar.
"Yang dapat mengubah secara ekstrem peta raihan elektabilitas partai maupun capres secara keseluruhan," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat dan Gerindra Disebut Dalam Sidang Akil Mochtar
Redaktur : Tim Redaksi