jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku berkomunikasi dengan Sekjen Partai Demokrat (PD) Teuku Riefky Harsya soal rencana parpolnya menggelar puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK).
Dia mengatakan itu menjawab pertanyaan awak media soal kemungkinan PDIP mengundang elite PD hadir di puncak peringatan BBK.
BACA JUGA: Bimbo dan Ribuan Penari Kecak akan Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno
Adapun puncak peringatan BBK bakal diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (23/6).
"Ya , kami intens juga berkomunikasi dengan sekjen Partai Demokrat, Mas Teuku Riefky, ya. Saya sampaikan terkait acara ini," kata Hasto ditemui setelah memantau persiapan puncak peringatan BBK di Stadion GBK, Jakarta, Jumat (23/6).
BACA JUGA: Bang Saleh: Fraksi PAN Mendukung Masa Jabatan Kades 9 Tahun
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengatakan komunikasinya dengan Harsya menghasilkan kesepahaman antara PDIP dengan PD guna menggelorakan persahabatan.
"Kemudian kami bersepakat untuk terus menggelorakan semangat persahabatan antarkedua partai," ujar Hasto.
BACA JUGA: Mahfud MD Berkata Begini soal Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang
Namun, dia tidak memerinci soal PDIP mengundang perwakilan PD untuk hadir di puncak peringatan BBK.
Hasto hanya mengatakan beberapa ketua umum parpol lain diundang pada puncak peringatan BBK meskipun mereka belum memastikan kehadiran secara fisik.
Hasto mengakui akan melaporkan kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal elite parpol lain yang terkonfirmasi hadir di acara puncak BBK.
"Sore ini, saya melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri bahwa seluruh ketua umum siapa saja yang akan datang itu masih dilakukan konfirmasi," ujar pria kelahiran Yogyakarta itu.
Selain ketua umum parpol lain, PDIP juga mengundang para menteri di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dalam puncak peringatan BBK.
"Beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju sudah menyatakan berkenan hadir," kata Hasto. (ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan