jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari mengkritik Perumda Pasar Jaya karena sejumlah pasar milik BUMD itu disebut sepi.
Hal ini diketahuinya setelah melakukan beberapa kali reses di wilayah Jakarta Barat. Dia mengaku para pedagang mengeluh karena pasar yang sepi ini.
BACA JUGA: Ganjar Merevitalisasi 84 Pasar dengan Anggaran Rp 390 Miliar
“Pedagang Pasar Jaya mengeluh karena warungnya sepi, sementara tiap bulan, tiap tahun mereka harus bayar sewa. Sementara pembeli lebih suka belanja di luar ketimbang di Pasar Jaya,” ucap wanita yang akrab disapa Mili, di rapat Komisi C bersama Pasar Jaya, Rabu (19/7).
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini pun meminta agar Pasar Jaya melakukan terobosan agar pasarnya itu bisa lebih laku ketimbang pasar kaget lainnya di Jakarta.
BACA JUGA: Komunitas Jaya Bintang Perkasa Berbagi Pemahaman Tentang Pasar Modal
“Ini terjadi di beberapa Pasar Jaya di Jakbar, khususnya di Kedoya, tolong dievaluasi dan koordinasi dengan wilayah sekitar,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Properti dan Perpasaran Perumda Pasar Jaya Aristianto mengatakan bahwa pasar yang tergolong sepi karena imbas dari Pandemi Covid-19.
Namun, sejak 2022 saat Covid-19 mulai mereda, transaksi di pasar kembali meningkat.
“Hanya saja tadi ada beberapa kondisi, di Kedoya itu memang agak spesifik karena ada saingan dan kami sudah beberapa kali ke sana,” jawab Aristianto.
Aristianto bilang pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak setempat terkait pasar lokal yang ada di sekitar wilayah Pasar Jaya. Mereka pun juga meminta para pedagang agar melakukan penjualan yang tidak sama dengan yang ada di sekitar situ.
“Harapannya agar tidak double penjualan dan sebenarnya ada juga pedagang kami sudah mengikuti dan nanti akan kami lihat,” tuturnya. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi