Yackandandah Memorial Hall, di kawasan Goulburn Murray, Victoria, bisa disebut sebagai ibukota dansa di Australia. Para peserta dansa mengaku tidak hanya menjaga kebugaran tetapi juga bersosialisasi. Kegiatan dansa ini juga menggalang dana bagi mereka yang mengidap Alzheimer.
BACA JUGA: Peternakan Mungil di Queensland Ini Tampung Binatang Berkebutuhan Khusus
"Seseorang menelepon saya dan bertanya, 'kita ingin menggelar pesta pernikahan disini, mungkinkah Anda memindahkan pesta dansa ke hari Sabtu selanjutnya?'," Stan Sutherland, presiden tari menceritakan kisahnya.
"Saya katakan tidak, konsekuensinya terlalu berat, karena ada tarian di tingkat distrik setiap hari Sabtu."
Pengalamannya ini memiliki arti betapa pentingnya kegiatan yang digelar kelompok dansa, 'The Old Time Dance'. Ada sekitar 100 anggota yang tergabung dalam kelompok yang rata-rata berusia 85 tahun.
Sutherland sebagai pemimpin kelompok termasuk yang 'paling muda' dengan usia 71 tahun.
BACA JUGA: Perkosa Rekan di Barak, Tentara Australia Divonis Penjara 5 Tahun
Selama 22 tahun, para anggota kelompok telah datang ke kawasan Yackandandah, di negara bagian Victoria, setiap Sabtu malam.
Tidak heran pula jika banyak anggota kelompok dansa yang bertemu dengan jodoh dan akhirnya menikah.
Menjelang malam, tempat yang dikenal dengan nama Yackandandah Memorial Hall ini telah dipenuhi dengan para wanita dengan gaun-gaun cantik, sepatu dansa, dan tak ketinggalan rambut yang tertata raou. Mereka berdansa mengikuti irama waltz, yang menjadi populer baru-baru ini.
"Yackandandah adalah ibukota dunia tari di Victoria dan Southern Riverina, tidak ada keraguan tentang hal itu," ujar Sutherland bangga.
Dulunya, kawasan Yackandandah adalah kota tambang emas dan gedung yang dipakai berdansa sudah termasuk dalam daftar warisan negara bagian.
BACA JUGA: Komunitas Hukum Muslim Australia Tentang Perintah Pengawasan Bagi Tersangka Teroris Anak
Sekitar 70 orang yang berasal dari kota-kota sekitarnya, seperti Beechworth, Wangaratta dan Benalla mengikuti pelajaran dansa, setiap Selasa malam dan Sabtu malam.
Suasana pesta dansa di Yackandadah, Victoria. Foto: ABC.
Kelompok dansa ini pun menggalang dana untuk mereka yang memiliki penyakit Alzheimer.
Wanita diminta untuk "membawa makanan" dan dengan hanya $5, atau sekitar Rp 50 ribu, para peserta akan diajarkan dua tarian baru oleh instruktur terkenal, Max dan Margaret Gray dari Wodonga.
Selama 22 tahun mereka telah berhasil menggalang dana hingga $ 60.000, atau sekitar Rp 600 juta.
Kegiatan ini tentunya tidak hanya menguntungkan bagi yayasan amal yang menyalurkan dana, tetapi juga bagi para pesertanya.
"Saya paham untuk mencegah atau menangkal Alzheimer, kita harus punya koordinasi antara otak dan kaki dan kita harus menjaga kekuatan keduanya...", kata Sutherland.
"Kami melakukan sekitar 75 tarian dan itu banyak sekali untuk diingat."
Menurutnya, dengan menari dapat menjaga kesehatan, membuat mereka berinteraksi dengan warga lainnya.
Salah satu peserta mengaku masih sangat menyukai dansa dan menari.
"Saya memiliki sekitar 65 pasang sepatu dansa, segala macam warna, dari ungu, pink, emas, hingga perak".
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ilmuwan Perempuan yang Berkeluarga Sulit Mendapat Kesetaraan Karir